Perjalanan ke Riam Berawat'n
Cerite menuju Riam berawat'n adalah ketika Saye ngumpul bersama teman-teman SD saye. Waktu itu hanya ada Saye, Edo, Vera, Popo dan Pyan. Kami berkumpul sambil bercerite bebual-bual a.k.a nostalgia tentang kelucuan pola tingkah kami sewaktu SD dulu. Dan tibe-tibe Saye punye suatu ide untuk membawa teman-teman SD saye jalan-jalan alias adventure ke Riam Berawat'n. Awalnye saye kire mereka pasti menolak karena masalah jarak dan "sayang bensin". Tapi ternyate eh ternyate mereka antusias dan pada akhirnya kami pun berdiskusi mengenai kapan akan berangkat dan diputuskan bahwa tanggal 17 Agustus kami akan berangkat menuju Riam Berawat'n.
Jam 04.30 pagi, tgl 17 Agustus
Kite langsung skip ke jam 07.00 dimane kami beristirahat sejenak di Anjungan untuk mengisi bensin motor kami dan mengisi perut yang kebetulan sudah demo minta jatah. (bukan om minta jatah yeee)
Mohon maaf saye skip lagi waktunya (udah macam film jag main di skip) ke Bengkayang. Jam 11 siang. Kami pun sampai di Kota Bengkayang. Dikarenakan teman-teman udah pada lelah dan kebetulan kami juga membawa Vera (satu-satunye cewek yang ikut dalam adventure nih) kami pun berdebat sedikit tentang kelanjutan perjalanannya apakah harus menginap dulu satu malam di Bengkayang baru sambung ke Riam Berawat'n esok hari atau lanjut terus dengan resiko pulang tengah malam melewati hutan yang sepi ? maka diputuskanlah kami menginap dulu satu malam di Kota Bengkayang. Sambil Edo, Vera dan Otong di pasar makan siang, Saye, Popo dan Pyan mencari penginapan yang 1 kamar bisa ber-6. Dan untunglah kami dapat penginapan sesuai dengan yg kami cari. Mengenai biaya penginapan kami pun patungan, bahase kerennye tuh pete-pete.
Tempat kami menginap |
Perut Popo minta jatah :v |
Vera, Saye dan Popo |
Yang bikin adventure nih makin seru tuh yang tadinye jalanan aspal tuh berubah menjadi batu kasar yang melapisi jalan tanah. Pemandangan di tepi jalan berupa kebun masyarakat setempat yang sangat subur dan hijau. Pegunungan yang berjejer juga menjadi pelengkap pesona keindahan sepanjang perjalanan.
Merase udah jauh berjalan namun belum juga ade tanda-tanda keberadaan Riam, kami ketemu dengan orang dijalan lalu betanya. Hasilnye? Perjalanan masih jauh. Katenye sejam agik lah. "Alaaa" kate Vera. Yang membuat kami merasa agak sedikit "gile" adalah : jalan berupa tanah merah dan menembus lokasi kebun sawit. Setelah itu, harus jalan kaki mengikuti hiking route. What on earth is going on alias WHAT THE F***
Tapi tekad udah bulat melingkar. Semua sepakat untuk terus melanjutkan perjalanan. Lagi pula, nanggung jika harus mundur. Sudah terlanjor nyeburkan diri melewati jalanan berbatu. Setelah mengisi bensin di kios kampung terdekat, kuda besi pun meraong-raong di jalanan tanah merah tuh
Tapi tekad udah bulat melingkar. Semua sepakat untuk terus melanjutkan perjalanan. Lagi pula, nanggung jika harus mundur. Sudah terlanjor nyeburkan diri melewati jalanan berbatu. Setelah mengisi bensin di kios kampung terdekat, kuda besi pun meraong-raong di jalanan tanah merah tuh
The real motorcycle adventure dimulai ketika harus melewati dua jembatan kayu yang sedikit membuat ngeri. Plus, beberapa jalan yang becek dan membuat motor kami nih amblas dan juga sempat mengalami "sliding" beberapa kali. Ditambah lagi kiri kanan tanaman sawit. Tadak ade petunjuk apapun selain tanaman sawit. Apakah ini pertanda kalau kami akan jadi petani sawit ? Entahlah. Hanya aku, kamu, dia dan mereka, juga dirinya yang tau.
Beruntung, ade penduduk yang mengendarai motor dan berpapasan di jalan, yang kami mohon berhenti sebentar untuk bertanya. Penduduk itu pun memberitahukan bahwa kami harus ikuti jalur ini dan kalau bertemu simpang langsung belok kiri dan lanjut terus. Kira-kira sekitar 15 menit baru sampai ke tempat penitipan motor. Kami pun berterima kasih dan langsung melanjutkan perjalanan. Dan benar saja, kami pun sampai di suatu perkampungan dan langsung izin dengan ketua RT setempat. Tapi,
Jalur hiking itu berupa jalan setapak yang biasanya dilalui oleh penduduk setempat untuk berkebun atau berladang. Bermodalkan insting adventure dan mane duli, kami pun menapaki jalan setapak itu. Kami teringat pesan dari ketua RT tadi bahwa kami cuman mengikuti alur jalan saja. Hutan, padang ilalang, hingga akhirnya kami beristirahat sejenak di area yang cukup tinggi. Sedikit melepas lelah sambil foto2 dan menikmati pemandangan dari atas. Setelah itu kami melanjutan perjalanan (kaki) hingga akhirnya mentok di jurang dengan bunyi debur air memberi sinyal bahwa air terjun sudah dekat.
Edo in Action |
Eksis lok sikit |
Mendaki Gunung lewati lembah...la la la la la |
O iyee....Video dokumentasi penderitaan pas menuju ke Riam Berawat'n bise di klik disini
Kami mulai Lelaahh... |
0 comments :
Post a Comment
Gunakan kotak komentar untuk bertanya, menambahkan, memberi saran serta berdiskusi. Namun demikian, saye meminta kepada Anda agar jangan sampai menyinggung sesuatu yang berbau SARA. (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).