Danau Belibis....Mengubah Kerusakan Alam Menjadi Keindahan

Danau Belibis....Mengubah Kerusakan Alam Menjadi Keindahan






Halo semuanya. Sudah cukup lama Bang Iki tidak corat-coret disini. Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal'afiat. Buat yang kurang sehat semoga cepat sembuh. Aamiin.

Di tulisan kali ini, Bang Iki akan mereview salah satu tempat wisata yang lagi naik daun belakangan ini. Yes....Danau Belibis. Lokasinya berada di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam dari Kota Pontianak yang merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Cukup dekat kan? Jika pemirsa rutin bolak-balik arah Tayan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan papan penunjuk besar di tepi Jalan Trans Kalimantan. 
Untuk dapat masuk ke kawasan wisata Danau Belibis, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp10.000/orang. Karena Bang Iki pakai motor, jadi tambah Rp2.000. Kalau mobil gimana? Bang Iki lupa tanya. Hahahahaha. Dari pintu gerbang, kita masuk ke dalam kurang lebih 300 meter saja. Sepanjang jalan masuk, kita dapat melihat dengan mudah hutan gaharu yang ditata rapi mengitari sisi kiri dan kanan jalan.

Sampai di Danau Belibis pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang mempesona. Semua itu tak lepas dari inisiatif sang pemilik, Pak Muin. Bang Iki beruntung dapat berjumpa dan berbincang-bincang dengan beliau.

Pak Muin cerita, Danau Belibis dulunya merupakan areal persawahan keluarga dan juga areal PETI (Pertambangan Emas Tanpa Ijin) yang digarap oleh masyarakat setempat. Namun, setelah aktivitas PETI itu selesai, areal ini berubah menjadi sebuah danau. Karena kebetulan areal tersebut merupakan tanah warisan dari orang tua, maka beliau mulai merintis pada tahun 2010 dengan menambah luas areal tersebut. Kala itu, beliau yakin bahwa tempat tersebut akan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi banyak orang. Karena tempatnya sangat strategis, mudah dijangkau, dan pemandangan danaunya cukup menarik untuk menghabiskan waktu liburan para pengunjung. Pak Muin juga bilang, air di danau ini bisa dikatakan stabil. Tidak meluap dan tidak akan kering karena ada mata air di areal bekas persawahan keluarga.

Kata-kata dan insting Pak Muin memang terbukti benar. Karena saat Bang Iki berkunjung dan berbincang-bicang dengan beliau, hampir ribuan pengunjung datang pada saat akhir pekan untuk menikmati Danau Belibis. Begitu banyak kendaraan roda dua dan roda empat di kawasan Danau Belibis. Belum lagi beliau bercerita pada saat membuka jalan dari gerbang ke dalam itu sampai mencangkul lho. Wow.

Penamaan Danau Belibis pun tidak asal-asalan. Karena memang dulu, begitu banyak burung belibis di kawasan itu. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan ekor. Sekarang? sudah jarang kita temukan karena sudah bermigrasi seiring makin padatnya manusia dan juga perburuan oleh masyarakat setempat di masa lalu.

Apa yang bisa kita lakukan di Danau Belibis? Disamping menawarkan wisata alam, ada juga kuliner yang dapat dinikmati seperti ikan bakar. Ada juga berbagai wahana permainan sederhana yang bisa dimainkan seperti sepeda air dan kano dengan tarif Rp20.000 (sepuasnya kalau sepi). Di Danau Belibis juga disediakan pelampung. Fasilitas pendukung disini seperti tempat ibadah dan kantin cukup terawat dan dalam kondisi baik. Kamar mandi untuk bilas dan ganti baju cukup bersih dan banyak.

So far....itulah sedikit keliing-keliling Bang Iki di Danau Belibis. Semoga pemirsa dapat terinspirasi dengan coretan Bang Iki yang mulai kaku ini sekaligus tertarik mengunjungi Danau Belibis ya. Adios

Oh iya....pemirsa juga dapat melihat video dokumentasi Bang Iki selama di Danau Belibis. Tinggal klik link dibawah ini ya.

0 comments :

Post a Comment

Gunakan kotak komentar untuk bertanya, menambahkan, memberi saran serta berdiskusi. Namun demikian, saye meminta kepada Anda agar jangan sampai menyinggung sesuatu yang berbau SARA. (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).