Alam

Showing posts with label Alam. Show all posts
Showing posts with label Alam. Show all posts

Perjalanan ke Riam Marum


Setelah lima hari bekerja membanting tulang untuk mendapatkan sesuap nasi dan modal neeqah serta kamera, akhirnya Bang iki kembali berkeliling. Awalnya, Bang Iki bingung dalam mencari destinasi. Sampai akhirnya, terpikirlah Air Terjun Riam Marum.

Bang Iki tidak sendiri. Kali ini Bang Iki mengajak Khairul untuk berpetualang.

Sayangnya, perjalanan kali ini tidak terlalu mulus. Hujan yang turun hilang datang seolah-olah mengeprank kami. Hingga akhirnya seharusnya kami bisa sampai lebih awal, malah datang kesorean.

Ngomong-ngomong mengenai Air Terjun Riam Marum, air terjun ini terletak di Desa Pisak, tepatnya di Dusun Dawar, Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang. Air Terjun Riam Marum juga masih masuk dalam kawasan hutan Gunung Niut.

Karena berada di tengah kawasan hutan yang dikeliling pepohonan sudah tentu rasanya teduh sekali. The art of healing lah intinya.

Kebetulan, kami berangkat dari Tebas. Jadi kami lewat jalur, Tebas-Subah-Ledo-Sanggau Ledo-Dusun Dawar. Karena cuaca hujan yang mengeprank tadi, jadi susah untuk mengira-ngira waktu tempuh perjalanan. Google Maps bisa lah jadi patokan.

Dari Dusun Dawar, kita lanjut ke Riam Marum kurnag lebih 1,5 km. Tapi masalahnya, jalan dari Dusun ke Riam tanah licin. Kendaraan roda empat tentu tidak bisa masuk karena ada jembatan kayu jadi harus berjalan kaki. Kalau motor sih masih bisa. Tapi ya begitulah, jangan berekspektasi lebih apalagi pas cuaca hujan.


Walaupun begitu, pemandangan sepanjang jalan cukup menggugah mata. Ditambah rimbunnya pepohonan dan ladang milik warga sekitar bikin hati adem walaupun penuh lara.

Setelah berbagai drama komedi yang tentu tidak romantis, akhirnya kami pun sampai. Curahan air terjun dan kabut yang menyejukkan pun muncul dari rerimbunan pepohonan hutan yang masih alami.

Beningnya wanita air yang berasal dari pegunungan jatuh ke permukaan bumi dan membentuk kolam yang cukup luas. Berenang atau sekadar mencelupkan kaki di air yang jernih, bisa menjadi aktivitas yang segar di tempat ini.

Sebenarnya kita masih bisa melakukan camping di Riam Marum. Namun, tidak banyak spot tanah datar untuk camping. apalagi karena namanya sudah riam tentu banyak bebatuan.


Karena lokasinya masih alami, jadi jangan berekspektasi ada fasilitas seperti canteen, toilet atau minimarket. Sekali-kali jangan. 

Overall, Riam Marum cukup worth it untuk dikunjungi. Sekian dulu lah cerita kali ini. Bingung dah mau ngetik lanjutannya. Tapi nanti ada video dari Keliling kampong Keliling Kote disini.



Nikmati Syahdunya Wisata 'Alam Ndeso' Rasau Jaya



Salam.....semoga saudara selalu dalam keadaan sehat dan gembira. Pada postingan kali ini, kita akan pergi berwisata ke Desa Rasau Jaya III, lebih tepatnya ke Wisata 'Alam Ndeso'. Untuk lokasi, kita bisa mengandalkan Google Maps agar tidak tersesat.

Konsep dari tempat wisata ini lebih membawa kita seperti berada di alam desa. Ada saung ala pedesaan yang sangat cocok untuk bersantai bahkan memancing. Perlu diketahui, kita bisa memancing ikan yang ukuranya cukup besar. Tapi untuk alat pancing, kita bawa sendiri. Hasil pancingan kita dihargai Rp35,000/ekor

Untuk kuliner juga bisa dikatakan oke. Ada Ikan Nila Goreng, Ikan Nila Asam Pedas dan menu lainnya.

Beberapa hal unik lainnya yang dapat kita jumpai di Wisata Alam Ndeso ini adalah terdapat sebuah pendopo yang cukup luas dengan atap model Rumah Joglo. Ada juga beberapa rumah segitiga yang katanya bisa masuk ke dalamnya, Dari situ, kita disuguhkan pemandangan sungai besar di dekatnya. (kemungkinan Sungai Kapuas). 

Secara keseluruhan, Wisata Alam Ndeso cukup menarik untuk dikunjungi terutama saat akhir pekan bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Perlu diketahui juga, harga tiket masuknya Rp5,000 saja per orang.

Kalau mau tau informasi lebih lanjut, bisa tanya-tanya ke kontak disini.

Agar tidak penasaran atau yang ketinggalan ikut Bang Iki kesana, jangan khawatir, kamu bisa menonton videonya dibawah ini. 



  Oke....itu saja dulu tulisan Bang Iki kali ini. Berikutnya kita akan Keliling Kampong Keliling Kote lagi. Kemana? Hmm....rahasia

Sendirian ke Riam Solakng


Pergi sendiri, foto pun sendiri (pakai tripod dan timer)


Halo semuanya….apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat. Bagi yang lagi sakit, semoga cepat sembuh…aaamiinnn…. Nah kali ini….Bang Iki akan ajak semuanya jalan-jalan ke Riam Solakng yang terletak di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak.

Objek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Pontianak kurang lebih 3 jam. Lumayan dekat dan tidak terlalu menguras tenaga dan bensin terlalu banyak. Hehehe.

Sepanjang perjalanan menuju Riam Solakng, kita akan disuguhkan pemandangan yang begitu mempesona. Ditambah lagi akses jalan yang sudah bagus membuat perjalanan ke lokasi bisa lebih santai.

Nantinya, di sebelah kanan, ada sebuah gereja, dimana lokaasi riam terletak di belakang gereja. Tak perlu berlama-lama. Kita sudah bisa mendengar bunyi riam yang serasa meneduhkan hati dan pikiran ditengah mumetnya pikiran dan lelahnya jiwa.

Di Riam Solakng, kita bisa melihat banyak sekali bebatuan khas riam. Aliran air yang melewati sela-sela batu menambah daya tarik dan pesona tempat ini. Ditambah lagi rimbunnya pepohonan dan bunyi gemericik air membuat kita tak tahan iman untuk mandi.…..hehehehe.

Bagi kalian yang ingin menikmati weekend singkat, tak ada salahnya untuk berkunjung ke riam ini. Namun sayangnya…pas Bang Iki kesana, keadaan sekitar lagi kosong melompong. Ditambah lagi Bang Iki hanya sendirian disana. Jadi Bang Iki kurang tau nih apakah dikenakan biaya masuk atau tidak. Begitu juga dengan fasilitas yang tersedia.

Walaupun begitu…..boleh lah Riam Solakng nih masuk ke dalam weekend list kalian.

So far....itulah sedikit keliing-keliling Bang Iki di Riam Solakng. Agar lebih jelas dan detail, pemirsa juga dapat melihat video dokumentasi perjalanan Bang Iki ke Riam Solakng dibawah ini



Danau Belibis....Mengubah Kerusakan Alam Menjadi Keindahan






Halo semuanya. Sudah cukup lama Bang Iki tidak corat-coret disini. Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal'afiat. Buat yang kurang sehat semoga cepat sembuh. Aamiin.

Di tulisan kali ini, Bang Iki akan mereview salah satu tempat wisata yang lagi naik daun belakangan ini. Yes....Danau Belibis. Lokasinya berada di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam dari Kota Pontianak yang merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Cukup dekat kan? Jika pemirsa rutin bolak-balik arah Tayan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan papan penunjuk besar di tepi Jalan Trans Kalimantan. 
Untuk dapat masuk ke kawasan wisata Danau Belibis, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp10.000/orang. Karena Bang Iki pakai motor, jadi tambah Rp2.000. Kalau mobil gimana? Bang Iki lupa tanya. Hahahahaha. Dari pintu gerbang, kita masuk ke dalam kurang lebih 300 meter saja. Sepanjang jalan masuk, kita dapat melihat dengan mudah hutan gaharu yang ditata rapi mengitari sisi kiri dan kanan jalan.

Sampai di Danau Belibis pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang mempesona. Semua itu tak lepas dari inisiatif sang pemilik, Pak Muin. Bang Iki beruntung dapat berjumpa dan berbincang-bincang dengan beliau.

Pak Muin cerita, Danau Belibis dulunya merupakan areal persawahan keluarga dan juga areal PETI (Pertambangan Emas Tanpa Ijin) yang digarap oleh masyarakat setempat. Namun, setelah aktivitas PETI itu selesai, areal ini berubah menjadi sebuah danau. Karena kebetulan areal tersebut merupakan tanah warisan dari orang tua, maka beliau mulai merintis pada tahun 2010 dengan menambah luas areal tersebut. Kala itu, beliau yakin bahwa tempat tersebut akan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi banyak orang. Karena tempatnya sangat strategis, mudah dijangkau, dan pemandangan danaunya cukup menarik untuk menghabiskan waktu liburan para pengunjung. Pak Muin juga bilang, air di danau ini bisa dikatakan stabil. Tidak meluap dan tidak akan kering karena ada mata air di areal bekas persawahan keluarga.

Kata-kata dan insting Pak Muin memang terbukti benar. Karena saat Bang Iki berkunjung dan berbincang-bicang dengan beliau, hampir ribuan pengunjung datang pada saat akhir pekan untuk menikmati Danau Belibis. Begitu banyak kendaraan roda dua dan roda empat di kawasan Danau Belibis. Belum lagi beliau bercerita pada saat membuka jalan dari gerbang ke dalam itu sampai mencangkul lho. Wow.

Penamaan Danau Belibis pun tidak asal-asalan. Karena memang dulu, begitu banyak burung belibis di kawasan itu. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan ekor. Sekarang? sudah jarang kita temukan karena sudah bermigrasi seiring makin padatnya manusia dan juga perburuan oleh masyarakat setempat di masa lalu.

Apa yang bisa kita lakukan di Danau Belibis? Disamping menawarkan wisata alam, ada juga kuliner yang dapat dinikmati seperti ikan bakar. Ada juga berbagai wahana permainan sederhana yang bisa dimainkan seperti sepeda air dan kano dengan tarif Rp20.000 (sepuasnya kalau sepi). Di Danau Belibis juga disediakan pelampung. Fasilitas pendukung disini seperti tempat ibadah dan kantin cukup terawat dan dalam kondisi baik. Kamar mandi untuk bilas dan ganti baju cukup bersih dan banyak.

So far....itulah sedikit keliing-keliling Bang Iki di Danau Belibis. Semoga pemirsa dapat terinspirasi dengan coretan Bang Iki yang mulai kaku ini sekaligus tertarik mengunjungi Danau Belibis ya. Adios

Oh iya....pemirsa juga dapat melihat video dokumentasi Bang Iki selama di Danau Belibis. Tinggal klik link dibawah ini ya.

Perjalanan ke Riam Berawat'n



Cerite menuju Riam berawat'n adalah ketika Saye ngumpul bersama teman-teman SD saye. Waktu itu hanya ada Saye, Edo, Vera, Popo dan Pyan. Kami berkumpul sambil bercerite bebual-bual a.k.a nostalgia tentang kelucuan pola tingkah kami sewaktu SD dulu. Dan tibe-tibe Saye punye suatu ide untuk membawa teman-teman SD saye jalan-jalan alias adventure ke Riam Berawat'n. Awalnye saye kire mereka pasti menolak karena masalah jarak dan "sayang bensin". Tapi ternyate eh ternyate mereka antusias dan pada akhirnya kami pun berdiskusi mengenai kapan akan berangkat dan diputuskan bahwa tanggal 17 Agustus kami akan berangkat menuju Riam Berawat'n.

Jam 04.30 pagi, tgl 17 Agustus 1945 2015, Kami berkumpul dirumah Popo sebelum berangkat ke Riam Berawat'n dan kebetulan sekalian menunggu Vera selesai membantu Ibunya berjualan. Setengah jam kemudian Vera pun datang ke rumah Popo dan kami pun langsung berangkat. Tambahan, kebetulan Pyan juga mengajak satu orang temannya bernama Otong untuk ikut serta (Lumayan lah buat meramaikan suasana). 


Kite langsung skip ke jam 07.00 dimane kami beristirahat sejenak di Anjungan untuk mengisi bensin motor kami dan mengisi perut yang kebetulan sudah demo minta jatah. (bukan om minta jatah yeee)

Mohon maaf saye skip lagi waktunya (udah macam film jag main di skip) ke Bengkayang. Jam 11 siang. Kami pun sampai di Kota Bengkayang. Dikarenakan teman-teman udah pada lelah dan kebetulan kami juga membawa Vera (satu-satunye cewek yang ikut dalam adventure nih) kami pun berdebat sedikit tentang kelanjutan perjalanannya apakah harus menginap dulu satu malam di Bengkayang baru sambung ke Riam Berawat'n esok hari atau lanjut terus dengan resiko pulang tengah malam melewati hutan yang sepi ? maka diputuskanlah kami menginap dulu satu malam di Kota Bengkayang. Sambil Edo, Vera dan Otong di pasar makan siang, Saye, Popo dan Pyan mencari penginapan yang 1 kamar bisa ber-6. Dan untunglah kami dapat penginapan sesuai dengan yg kami cari. Mengenai biaya penginapan kami pun patungan, bahase kerennye tuh pete-pete.


Tempat kami menginap

Perut Popo minta jatah :v

Vera, Saye dan Popo

Besoknye, kami pun meninggalkan penginapan dan langsung tancap ke Riam Berawat'n. Jujur jag ye, sebenarnye saye pun buta tentang lokasi Riam Berawat'n. Saye cuman berbekal sedikit informasi dari Google dan teman saye di Facebook. Saye pun terus mengompori kawan2 supaya tetap lanjut. Dan Sekitar 10 kilometer dari pasar Sanggau Ledo. Tepat di pinggir jalan sebelah kanan, ade papan nama dari besi sebagai penanda jalan masuk menuju riam. 

Yang bikin adventure nih makin seru tuh yang tadinye jalanan aspal tuh berubah menjadi batu kasar yang melapisi jalan tanah. Pemandangan di tepi jalan berupa kebun masyarakat setempat yang sangat subur dan hijau. Pegunungan yang berjejer juga menjadi pelengkap pesona keindahan sepanjang perjalanan.

Merase udah jauh berjalan namun belum juga ade tanda-tanda keberadaan Riam, kami ketemu dengan orang dijalan lalu betanya. Hasilnye? Perjalanan masih jauh. Katenye sejam agik lah. "Alaaa" kate Vera. Yang membuat kami merasa agak sedikit "gile" adalah : jalan berupa tanah merah dan menembus lokasi kebun sawit. Setelah itu, harus jalan kaki mengikuti hiking route. What on earth is going on alias WHAT THE F***

Tapi tekad udah bulat melingkar. Semua sepakat untuk terus melanjutkan perjalanan. Lagi pula, nanggung jika harus mundur. Sudah terlanjor nyeburkan diri melewati jalanan berbatu. Setelah mengisi bensin di kios kampung terdekat, kuda besi pun meraong-raong di jalanan tanah merah tuh

The real motorcycle adventure dimulai ketika harus melewati dua jembatan kayu yang sedikit membuat ngeri. Plus, beberapa jalan yang becek dan membuat motor kami nih amblas dan juga sempat mengalami "sliding" beberapa kali. Ditambah lagi kiri kanan tanaman sawitTadak ade petunjuk apapun selain tanaman sawit. Apakah ini pertanda kalau kami akan jadi petani sawit ? Entahlah. Hanya aku, kamu, dia dan mereka, juga dirinya yang tau.

Beruntung, ade penduduk yang mengendarai motor dan berpapasan di jalan, yang kami mohon berhenti sebentar untuk bertanya. Penduduk itu pun memberitahukan bahwa kami harus ikuti jalur ini dan kalau bertemu simpang langsung belok kiri dan lanjut terus. Kira-kira sekitar 15 menit baru sampai ke tempat penitipan motor. Kami pun berterima kasih dan langsung melanjutkan perjalanan. Dan benar saja, kami pun sampai di suatu perkampungan dan langsung izin dengan ketua RT setempat. Tapi, penderitaan petualangan belum berakhir karena kami harus berjalan kaki sekitar 30-45 menit mendaki gunung lewati hutan. Kate Ninja Hattori tuh "Mendaki gunung lewati lembah". That’s f**king crazy

Jalur hiking itu berupa jalan setapak yang biasanya dilalui oleh penduduk setempat untuk berkebun atau berladang. Bermodalkan insting adventure dan mane duli, kami pun menapaki jalan setapak itu. Kami teringat pesan dari ketua RT tadi bahwa kami cuman mengikuti alur jalan saja. Hutan, padang ilalang, hingga akhirnya kami beristirahat sejenak di area yang cukup tinggi. Sedikit melepas lelah sambil foto2 dan menikmati pemandangan dari atas. Setelah itu kami melanjutan perjalanan (kaki) hingga akhirnya mentok di jurang dengan bunyi debur air memberi sinyal bahwa air terjun sudah dekat. 



Edo in Action

Eksis lok sikit

Mendaki Gunung lewati lembah...la la la la la



Kata “AAAWWWZZZOOOMM” terucap guna mengagumi pemandangan menakjubkan di depan mata. Walau lelah, capek, merepek, menjerit, tekacar ganyang, pesona air terjun Riam Berawatn mampu menghapus itu semua. Kami merasa sangat beruntung bisa melihat secara langsung pesona indah ciptaan sang Kuasa. Suatu adventure yang berujung surga. Saye berharap, Saye bisa kembali lagi kesana suatu saat. 

O iyee....Video dokumentasi penderitaan pas menuju ke Riam Berawat'n bise di klik disini





Kami mulai Lelaahh...


Danau Lait, Sebuah Keindahan Yang Terisolasi



Danau Lait, adalah salah satu tempat wisata alam yang sangat menarik dan belum dikenal oleh banyak orang. Keindahan alam yang alami membuat siapa pun yang sampai ke Danau ini akan berdecak kagum dengan pemandangan alamnya yang eksotis dan mempesona. Danau seluas +/- 800 Ha ini adalah danau tadah hujan yang berada di Dusun Kedokok, Desa Subah, Kec. Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Di tempat ini jugabanyak hidup ikan air tawar, diantara yang banyak di jumpai adalah Ikan Toman (SnakeHead Fish) , Ikan Biawan, dll. Tidak heran jika mayoritas masyarakat penduduk di sekitar Danau ini pekerjaan utamanya adalah nelayan ikan air tawar. Bagi Anda yang hobi memancing juga tidak kalah menarik untuk menjadikan tempat ini sebagai spot memancing Favorit.

Perjalanan untuk menuju ke Danau Lait ini hanya berjarak sekitar 80 KM dari kota Pontianak, atau sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Pontianak arah menuju ke Tayan, Sanggau, yang bisa di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau pun roda empat. Tapi jangan pernah mengharapkan jalannya berupa aspal mulus, tapi jalan tanah kuning ditambah naik turun bukit yang membuat adrenalin terpacu. Jika ingin ke tengah danau atau ingin memancing dan ingin menyewa sampan, kita harus membayar sekitar Rp.100-150rb per orang.



Saat ini pemerintah tengah serius mengelola tempat wisata ini guna menjadi tempat wisata andalan. Menurut kabar dari masyarakat setempat, kemungkinan di tahun 2018 pembangunan bendungan dan tempat-tempat seperti restoran atau pendopo akan selesai dibangun. Dari pantauan tim Jalan-Jalan Yok, jalan akses menuju danau tengah dalam proses perbaikan.



Fakta menarik seputar Danau Lait:

- Danau Lait merupakan objek wisata Danau yang lokasinya sangat dekat dari Kota Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat
- Danau ini juga menjadi salah satu tempat shooting film "Tanah Surga...Katanya" dan Jalan - Jalan Yok JJY (Coming Soon :v)

Klik Galeri Selengkapnya dibawah untuk melihat galeri foto keindahan Danau Lait


Pantai Temajuk, Surga yang terisolasi di Tapal Batas


Pantai Temajuk, Sebuah Surga yang terisolasi di tapal batas.


Temajuk, nama ini mungkin masih terlalu asing ditelinga kita. Namun, jika mendengar nama Camar Bulan,sejenak ingatan kita akan tertuju pada pemberitaan di media terkait sengketa tapal batas antara Indonesia dan Malaysia. Yah, Camar Bulan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Temajuk. Tapi, kita kesampingkan dulu masalah tapal batas dan segala problematikanya, mari berlibur dan nikmati sepenggal keindahan di ekor Kalimantan. Desa Temajuk memiliki garis pantai sangat panjang yakni sekitar 60 kilometer, terhampar sepanjang pesisir menuju Desa Temajuk yang kerap dikunjungi penyu untuk bertelur.

Yang perlu anda ketahui adalah pantai yang sepanjang kurang lebih 60 kilometer hingga Tanjung Datuk ini merupakan salah satu pusat peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Musim puncak peneluran biasanya terjadi sekitar bulan Juni hingga September setiap tahunnya. Dalam semalam, bisa puluhan ekor penyu yang naik ke daratan untuk membuat sarang dan mengeluarkan telurnya.


Keberadaan mereka saat ini terpantau oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Kambau Borneo didampingi WWF Indonesia, yang rutin melakukan monitoring peneluran penyu, dan mencegah aksi penjarahan telur oleh oknum masyarakat. Namun, wisata untuk melihat langsung proses ini belum dikemas. Untuk melihat peneluran penyu, wisatawan bisa menghubungi Pokmaswas yang rutin melakukan pengawasan dan menegah terjadinya penjarahan telur penyu.

Selain penyu, di sini musim ubur-ubur di Desa Temajuk merupakan salah satu yang dinanti-nantikan, baik itu oleh nelayan setempat maupun pengunjung lokal. Aktivitas masyarakat yang bolak-balik memikul keranjang di pesisir pantai menjadi magnet tersendiri dalam menarik kunjungan wisata. Setelah pemandangan kehidupan yang unik dari masyarakat pesisir utara Kalimantan Barat.

Pemandangan alam di Desa Temajuk juga tak kalah menarik. Hamparan pantai berpasir dengan air laut yang jernih, ditambah hamparan bebatuan besar dibeberapa bagian pantai menjadi daya tarik tersendiri. Geliat pariwisata di Desa Temajuk tak lepas dari perjuangan Pak Atong yang sejak tahun 2010 merintis sepetak lahan miliknya di pesisir pantai sebagai lokasi wisata. Tempat tersebut diberi nama Teluk Atong Bahari, sesuai nama Pak Atong sebagai pemiliknya.

Beragam pilihan pantai bisa menjadi alternatif wisatawan untuk berkunjung. Mulai dari pantai yang berada di sekitar desa, hingga gugusan pantai yang hanya bisa dijangkau menggunakan kapal motor menuju arah perbatasan Tanjung Datuk. Selain itu, selama di Temajuk kita juga disarankan menggunakan jasa pemandu lokal dengan tarif Rp.100.000-150.000/hari dan sebaiknya dinegosiasikan terlebih dahulu atau bisa bertanya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pesona Bahari kepada warga. Jika menginap di penginapan milik Pak Atong, biasanya Pak Atong akan dengan senang hati mengajak anda berkeliling.

Temajuk memiliki pantai yang masih alami, dengan pantai pasang surut yang eksotis, pasir putih yang terhampar luas, gugusan bebatuan granit yang indah, dan bebatuan granit berpadu batuan karang yang eksotis terhampar hingga Tanjung Datuk yang menjadi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Pemandangan khas pantai yang memanjakan setiap mata yang berkunjung ke sana. Tak heran kenapa Temajuk disebut sebagai Surga di Tapal Batas. Suguhan kehidupan masyarakatnya dipadu dengan panorama pantai yang masih alami merupakan salah satu yang terbaik di Kalimantan Barat.





Tips dari Jalan-Jalan Yok:

Waktu terbaik berkunjung ke Temajuk adalah antara bulan Maret hingga September. Dari Temajuk bisa menyempatkan diri berkunjung ke Desa Teluk Melano (Malaysia) dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Akses:

Untuk menuju ke Pantai Temajuk, dari Kota Pontianak menuju ke Desa Temajuk membutuhkan waktu sekitar 9 jam bahkan lebih dengan jarak tempuh sekitar 400 kilometer. Perjalanan dimulai dari Pontianak menuju Singkawang dilanjutkan ke arah Sambas untuk menuju Desa Temajuk.

Penginapan:

Anda tidak perlu khawatir untuk mencari penginapan di Desa Temajuk. Saat ini sudah tersedia beberapa penginapan yang berada di pesisir pantai yang siap menampung pelancong dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp.50.000 hingga Rp. 200.000/malam sesuai dengan fasilitas yang disediakan. Bahkan jika musim puncak liburan, warga setempat siap menampung luberan pengunjung di rumah mereka yang dijadikan sebagai homestay.

Restoran:

Belum banyak rumah makan di Desa Temajuk. Namun, jika anda menginap di villa milik Pak Atong di Teluk Atong Bahari, bisa pesan menu ikan laut dengan aneka makanan yang ditawarkan. 

Rock Climbing di Bukit yang "Menipu" dan "Memperdaya" Mata



Bukit Batu Daya adalah salah satu bukit batu yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Disebut Batu Daya karena keindahan bukit ini memperdaya pandangan kita. Bukit ini berdiri kokoh, bila kita berlayar dari Pontianak atau Pulau Karimata, maka bukit batu daya ini tampak menonjol pada gugusan Gunung Palung. Bukit ini punya banyak nama lain seperti “Bukit Gantang” karena bentuknya yang kokoh bersegi seperti gantang (takaran padi) dan “Bukit Unta”, karena bentuknya mirip punggung unta, dan ada pula yang menyebutnya mirip kura-kura. Bukit ini terletak antara perbatasan Kec. Laor, Simpang hilir (Kab. Ketapang) dan Sukadana (Kab. Kayong Utara), juga termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Uniknya, jika kita liat dari tempat yang berbeda maka bentuknya juga akan berbeda.

Untuk menjangkau Bukit Batu Daya dapat dijangkau dari Ketapang sekitar 6 jam perjalanan, sedangkan dari perbatasan KKU dan Ketapang diperlukan waktu kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari Kecamatan Simpang Dua menuju Desa Batu Daya memerlukan waktu 1,5 jam dan dari Kecamatan Laur menuju Batu Daya sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Bukit Batu Daya juga merupakan tempat favorit untuk melakukan rock climbing karena Bukit ini mempunyai karakter yang berbatu dan terjal sehingga menantang adrenalin para pecinta rock climbing.




Oke, kiranya cukup sekian dulu untuk artikel kali ini. Nantikan cerita kami yang berikutnya ya. O iya, jangan lupa untuk menyaksikan video kami di website ini dan juga di Channel YouTube kami yaa. Salam

Mengenal Sungai Kapuas, Sungai Terpanjang di Indonesia



Sudah beberapa postingan tentang wisata di Kalimantan Barat yang saya tampilkan tetapi saya belum membahas yang satu ini yang boleh dibilang sangat penting untuk anda ketahui. Yupz, Sungai Kapuas. Tak salah memang kalau Kota Pontianak dikenal akan Tugu Khatulistiwa sekaligus ibukota provinsi Kalimantan Barat. Tapi tidak hanya itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Ya, terpanjang di Indonesia. Jadi, jangan salah lagi kalau ada soal yang seperti ini, "Sungai yang merupakan Sungai terpanjang di Indonesia adalah..." hahaha. 

Sungai Kapuas membelah Provinsi Kalimantan Barat hingga 1.143 Km sekaligus menjadi urat saraf *eh* urat nadi kehidupan masyarakat Kalimantan Barat. Di sepanjang aliran sungai, anda dapat mengamati aktivitas masyarakat, rumah warga, hingga deretan kapal kemas yang bersandar di bagian dermaga. Semuanya menyatu dan hidup seiring dengan aliran Sungai Kapuas yang terus mengalir.







Tapi tidak hanya manusia atau kapal yang sibuk lalu lalang melintasi sungai ini, Sungai Kapuas juga menjadi rumah dari sekitar 700 jenis ikan. Oleh sebab itu, Sungai Kapuas juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi perikanan hingga pembibitan ikan air tawar seperti Ikan Nila atau Ikan Arwana.

Kalau anda kebetulan berada di Pontianak dan ingin menikmati keindahan panorama Sungai Kapuas anda bisa menyusuri Sungai Kapuas melalui kapal wisata. Cukup dengan datang ke Taman Alun kapuas, atau Cafe Serasan dan membayar Rp 10-15 ribu per orang, anda sudah dapat naik kapal dan melihat syahdunya Sungai Kapuas. 
(Catatan: Menyusuri sungainya hanya sekitar Pontianak saja karena kalau sampai ujung Sungai Kapuas bakal lebih dari 1 minggu baru sampai di ujung Sungai Kapuas, lo kira ekspedisi, hahaha).

Kecantikan Sungai Kapuas juga telah menginspirasi Pemkot Pontianak untuk membangun semacam waterfront seperti di Lyon, Perancis. Pembangunannya juga tengah berlangsung dan berlokasi dari Taman Alun Kapuas hingga pelabuhan Senghie. Kalau sudah jadi, tentu Sungai Kapuas akan makin indah dan menarik.

Yang terbaru dari Sungai Kapuas adalah Karnaval Air Pontianak atau nama kerennya "Karnaval Khatulistiwa" yang dibuka oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Event yang juga merupakan Rangkaian kegiatan HUT ke-70 RI ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni karnaval darat, karnaval air dan panggung hiburan rakyat. Ada 3.133 orang peserta dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari 24 provinsi dan juga perwakilan dari Malaysia dan SingapuraIni menjadi bukti kalau pemda serius mengembangkan wisata di Sungai Kapuas.






Pantai Pasir Panjang Singkawang



Pantai Pasir Panjang. Yupz, nama ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Barat. Pantai ini merupakan obyek wisata andalan di Singkawang, Kalimantan Barat. Terletak sekitar 17 km dari pusat kota Singkawang atau 145 km dari Kota Pontianak. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, baik kendaraan pribadi atau transportasi umum. Mengenai akses jalan, anda tak perlu khawatir. Sebab akses jalan sudah beraspal mulus karena merupakan lintasan jalan negara. Wow
Banyak alasan kenapa Pantai Pasir Panjang menjadi destinasi wajib untuk liburan. Letaknya yang berhadapan langsung dengan Laut Natuna membuat pantai ini menjadi nampak eksotis. Selain itu, Pantai Pasir Panjang dikelilingi beberapa pulau kecil di sekitarnya, antara lain Pulau Lemukutan, Pulau Kabung dan Pulau Randayan.
Hamparan pasir putih memanjang akan memanjakan kita dengan birunya air laut yang mengundang kita untuk berenang di air lautnya. Ditambah lagi dengan banyaknya pohon kelapa di tepian pantai membuat suara angin yang menerpa daun-daun menambah suasana asri.
Fasilitas yang terdapat di Pantai Pasir Panjang Singkawang juga bermacam-macam, seperti lintasan road race, memancing, penginapan, kolam renang keluarga, banana boat, warung-warung, kamar mandi (yang saya akui masih kurang baik), dan masih banyak lagi. Dan juga yang pasti, kita bebas bermain dan bersantai di Pantai Pasir Panjang Singkawang.
Banana Boat...Yuhuuuu

Hamparan pasir putih yang memanjang, deburan ombak dan sepoi angin akan membuat kita betah berlama-lama di pantai ini (apalagi melihat pemandangan cewek cantik atau cowok ganteng yang lagi berenang :v) Ditambah dengan melihat terbenamnya matahari akan membuat rasa diri ingin lebih lama lagi menikmati senja di Pantai Pasir Panjang.
Berdasarkan pengalaman saya, HTM untuk masuk ke Pasir Panjang ini sih berkisar antara Rp. 15.000-30.000 gitu. Tapi gak tau sekarang sudah berapa HTMnya. Maklum sudah setahun gak kesana :3
Anyway, Jika anda berkunjung ke Kota Singkawang, anda tidak boleh melewatkan objek wisata yang satu ini karena seperti yang sudah saya bilang tadi, tempat wisata ini merupakan tempat wisata andalan di Kota Singkawang. Kesimpulannya, belum ke Kota Singkawang kalau belum ke Pantai Pasir Panjang.


Kita ke Danau Sebedang




Danau Sebedang (Sebaddang) adalah sebuah danau yang boleh saya katakan “sangat indah”. Lokasi Danau Sebedang cukup dekat dengan Kota Sambas yang merupakan Ibukota Kabupaten Sambas, atau lebih tepatnya terletak di Kecamatan Sebawi/Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Yah sekitar 18 km gitu lah sebelum anda masuk ke Kota Sambas. Danau ini tidak hanya menyajikan pemandangan alam yang cantik tapi juga anda bisa tau sejarah Bujang Nadi dan Dare Nandung. Danau Sebedang ini merupakan saksi bisu dua saudara (Bujang Nadi dan Dare Nandung) yang dikubur hidup-hidup oleh ayahnya (seingat saya namanya Tan Unggal) di Danau Sebedang. So, Danau Sebedang bukan hanya sekedar wisata alam tapi juga wisata sejarah.

Nah, pada postingan kali ini, Saya akan sedikit berbagi cerita perjalanan Saya ke Danau Sebedang.

Bulan Juni 2014 (tanggalnya saya lupa), Saya mengajak teman saya, Randi (Waktu itu belum berangkat ke Brunei) untuk pergi ke Danau Sebedang. Ini adalah pengalaman pertama kami pergi ke danau jadi kami sangat antusias untuk pergi ke sana. Segala persiapan pun telah kami lakukan agar perjalanan kami lancar tanpa kendala.

Beberapa hari kemudian, dengan motor Astrea Grand, kami pun berangkat ke Danau Sebedang dan saya menjadi joki motornya. Untuk masalah rute kami tidak terlalu pusing-pusing karena hanya mengikuti jalur utama menuju Kota Sambas yang notabene sudah biasa hilir mudik walaupun cuma sampai ke Kota Singkawang.

Sepanjang perjalanan, seperti biasa panorama sight-seeing juga membuat kami menikmati perjalanan dengan gembira. Pemandangan air laut sepanjang jalan membuat kami cukup santai dalam perjalanan. Pas kami sampai di Sei Duri, kami pun istirahat makan di warung yang juga tempat keluarga abang ipar saya (lumayan lah makan gratis). Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Sebedang yang harus ditempuh kira-kira sekitar 2,5 jam lagi untuk sampai ke sana.

Pada saat kami masuk Kota Pemangkat, Tiba-tiba terlintas di pikiran saya untuk singgah sebentar ke Pantai Tanjung Batu. Saya pun berbicara dengan Randi bagaimana kalau kita singgah sebentar ke Pantai Tanjung Batu untuk sekedar beristirahat. Randi menjawab boleh-boleh aja, gak masalah. Dan kami pun singgah ke Pantai Tanjung Batu. Setelah kami singgah beristirahat dan menikmati pemandangan Pantai Tanjung Batu, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Danau Sebedang yang kira-kira 45 menit (itu versi kami, karena kebetulan kami pakai motor Astrea Grand).

45 menit kemudian (kurang lebih segitu lah), Kami melihat pintu gerbang bertuliskan Danau Sebedang di sebelah kanan. Ya tentu saja, kami pun langsung masuk ke sana. Tak sampai 5 menit, kami sampai di loket untuk membeli tiket. Waktu itu kami harus bayar Rp.5000/orang (Juni 2014). Kami pun masuk ke dalam dan....................................(kebanyakan titiknya woy) Kami langsung terpana dan Sepok (harap maklum karena kami gak pernah ketemu yang namanya danau secara live & eksklusif). Kami benar-benar takjub akan pemandangan di Danau Sebedang. Kami sangat senang dan kami pun berhenti dan duduk di salah satu pendopo di Danau Sebedang. Dikelilingi Bukit dan ada pulau di tengah-tengah danau. Berhubung kami tidak bertemu orang-orang yang bisa kami tanyai tentang Sejarah Bujang Nadi dan Dare Nandung kami pun jadi mengira kalau mereka berdua dikubur di pulau tersebut. Nama pulaunya itu Pulau Panjang. Pokoknya kami kehabisan kata-kata untuk menggambarkan indahnya Danau Sebedang. Semoga lain waktu kami bisa mengunjungi Danau Sebedang lagi dan semoga anda juga tertarik untuk pergi ke Danau Sebedang. Adios.





Weekend Ke Air Terjun Tikalong



Hari Minggu adalah hari yang boleh dibilang sebagai hari yang paling ditunggu-tunggu. Karena Hari Minggu adalah hari dimana orang-orang pada libur sekolah dan bekerja. Begitu pula dengan Saya dan Zulham. Hari minggu adalah waktu yang paling mungkin buat kami untuk berlibur guna melepaskan segala stress dan penat setelah hari-hari yang sibuk di kantor. Kami berdua pun merencanakan plan untuk weekend/ berlibur ke suatu tempat. Saya pun dapat ide bagaimana kalau ke Air Terjun Tikalong ? Jawabannya, Ya, Oke. Persiapan pun kami lakukan beberapa hari sebelum keberangkatan.
Hari Minggu, jam 04.00 pagi, tanggal 10 Agustus 2014, kami pun berangkat ke Air Terjun Tikalong. Jujur saja ku tak mampu, kami berdua baru kali ini melakukan perjalanan melewati daerah yang tidak pernah kami lewati. Sekedar info, Air Terjun Tikalong berada di Kec. Karangan/Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Berbekal sedikit informasi yang kami dapat dari internet dan membaca peta lewat google maps, kami berdua pun nekat berangkat.

Jam 05.45, Kami beristirahat sebentar di salah satu warung kopi di Anjungan. Yah, sekedar memesan capuccino hangat untuk menghangatkan tubuh setelah kedinginan akibat cuaca dingin pagi hari.

Tak lama setelah kami beristirahat minum Capuccino hangat, kami pun melanjutkan perjalanan. Begitu kami memasuki daerah Toho, lebar jalan mulai menyempit dan jalannya naik turun + sepi. Jadi kami harus waspada setiap kali melewati tikungan. Di daerah Menjalin Cinta , kami kaget melihat binatang yang begitu asing bagi kami berkeliaran dengan bebas di Jalan, yaitu Babi (Maklum, di Pontianak gak pernah ketemu yang namanya Babi). Katanya sih, Babi2 tersebut merupakan peliharaan warga setempat yang dibiarkan bebas. Spontan saya langsung teringat bahwa kita tidak boleh menabrak binatang peliharaan warga setempat, bila menabrak kita bisa terkena hukum adat. Hii, sereem.... Tapi sisi baiknya, kita akan melihat panorama sight-seeing yang cukup menyegarkan mata. Amazing.

Gunung Tiang Tanjung
Sekitar kurang lebih jam 08.00 pagi, kami lihat ada gapura/pintu gerbang di sebelah kanan jalan yang bertuliskan “Selamat Datang di Lokawisata Air Terjun Tikalong”. Yupz, itu menandakan bahwa kami sudah sampai. Dan, satu hal menarik yang kami jumpai waktu itu adalah sangat sepi. Pos penjaga parkir pun kosong. Kami pun nyelonong masuk ke dalam dan membuat kami masuk secara bebas alias gratis.




Tak sampai 30 detik, mungkin. Kami sudah mendengar bunyi air terjun dan tadaaa...Benar saja, kami sudah sampai di Air Terjun Tikalong. Air Terjun dengan ketinggian hanya 10 meter ini telah berhasil kami sambangi. Memang tidak terlalu tinggi kelihatannya, tapi sebenarnya cukup tinggi juga. Dengan pemandangan yang boleh dibilang keren dan suasana yang tenang (bisa dibilang sangat sepi dan hanya kami berdua disana), kami pun langsung mandi disana untuk merasakan sensasi sejuknya Air Terjun Tikalong. Dan kalau boleh dibilang, Air Terjun Tikalong ini adalah Air Terjun yang paling gampang untuk diakses. Sungguh weekend yang menyenangkan sebelum akhirnya kami kembali bekerja keesokan harinya.





Sebagai penutup, Saya akan memberikan rincian rute sebagai panduan buat yang ingin pergi Air Terjun Tikalong:


Pontianak - Sei Pinyuh (ambil jalur yang mau ke Ngabang) - Anjungan (ambil jalur yang menuju ke Menjalin) - Toho – Menjalin – Karangan (kira-kira 10 km lagi akan ketemu dengan pintu gerbang Air Terjun Tikalong disebelah kanan)

Biar lebih oke, cek lewat google maps ya