Kuliner

Showing posts with label Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Kuliner. Show all posts

Suka Sotong Pangkong, Sekarang Juga Ada Sotong Giling




Seperti yang kita ketahui, Sotong Pangkong adalah hidangan yang paling dicari oleh masyarakat khususnya masyarakat Kalimantan Barat. Paling dicari, karena makanan ini hanya ditemukan saat Bulan Ramadhan saja. Jikalau pun ada yang menjual selain Bulan Ramadhan itupun sangat sedikit.

Sotong Pangkong berbahan dasar sotong/cumi, yang dikeringkan, kemudian dibakar menggunakan arang. Cara pembuatannya pun cukup unik. Sotong kering yang telah dibakar tesebut akan di pangkong alias di pukul-pukul mengunakan alat pemukul untuk menghasilkan rasa gurih dari sotong tersebut. (Baca juga : Rasakan Gurihnya Sotong Pangkong).

Sekarang, pedagang Sotong Pangkong tidak hanya menjual Sotong Pangkong saja, kini ada Sotong Giling juga. Harga per porsinya berkisar di antara Rp.30.000 - Rp.50.000.

Tertarik, jangan lupa jika anda kebetulan berada di Pontianak silakan mencicipi hidangan yang begitu langka ini atau jika ada sanak saudara atau famili yang berada di Pontianak bisa membawanya sebagai oleh-oleh (jika bisa hehe).

Ke Kalimantan Barat, Jangan Lupa Untuk Mencicipi Nikmatnya Pengkang




Pondok Pengkang. Yupz, nama ini sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Barat. Sudah tentu karena makanan ini sudah menjadi makanan khas Kalimantan Barat. Menurut informasi, rumah makan Pengkang sudah ada sejak 1934, Dan itu dilihat dari Signboard dan Lukisan yang tergantung di dinding restoran.  Betul atau tidaknya saya juga tidak terlalu tahu.

Lukisan yang menegaskan bahwa Pondok Pengkang berdiri sejak 1934
Pengkang itu rasanya mirip lemper. Cepat bikin kenyang. Pengkang lebih nikmat jika dinikmati bersama dengan sate dan sambal kepah (sambal yang terbuat dari sejenis kerang yang hidup dihutan mangrove). Perpaduan antara pedas dan manisnya seimbang. Paduan nikmatnya pengkang dengan sensasi pedas sambal kepah menjadikan makanan ini wajib hukumnya untuk dicoba bila kebetulan berkunjung ke Pontianak.
Pondok Pengkang sendiri terletak di Desa Peniti Besar, tepat di tepi jalan utama menuju Kota Singkawang, Kecamatan Siantan, sekitar 10-20 KM dari Kota Pontianak.
Jika anda berasal dari luar Kalimantan Barat atau yang kebetulan berada di luar negeri dan rindu makan Pengkang, Saya akan memberi sedikit info cara membuat Pengkang yang saya kutip dari sumber terpercaya dan interview langsung,
Bahan:
 Beras Ketan 200 gr (rendam sekitar 1 jam, tiriskan)
– Santan kenta
l 130 ml (yang pasti santan kelapa yaa)
– Garam 1/2
 sendok teh
– Daun pandan
 1 lembar
– Daun pisang secukupnya
 (kalau kebanyakan nanti dikira mau buat atap rumah)
Bahan untuk Isi :
 Udang Ebi 300 gr (rendam, haluskan)
– Bawang putih
 2 siung, potong tipis, dan digoreng
– Cabe merah 2 b
uah, potong tipis panjang, dan digoreng (bersamaan dengan bawang putih)
– Daun jeruk 3 lembar,
 dipotong halus yaw
– Air asam 1 s
endok teh (kalau tak tau air asam, ya cuka)
– Minyak goreng 2 s
endok makan

Bumbu halus:
– Bawang merah 3 butir (dihaluskan)
– Cabe merah 2 b
uah
– Cabe rawit 2 b
uah
– Gula merah di sisir 1 s
endok teh
– Garam secukupnya
 (kalau kebanyakan lidah anda bakal mengkerut)

Cara Membuat :
1. Campur santan, garam, dan daun pandan sambil diaduk sampai mendidih
. Setelah mendidikh, Angkat saja.
2. Kukus
 ketan sampai setengah matang. Angkat dan pindahkan ke dalam panci, lalu tuang santan sedikit demi sedikit ke dalam ketan, aduk hingga rata.
3. Kukus ketan selama 30 m
enit hingga matang. Angkat dan sisihkan.
4. Sangrai ebi hingga kering, sisihkan. Panaskan minyak, tumis bumbu halus dan daun jeruk hingga harum. Tambahkan air asam, masukkan ebi. Aduk rata.
5. Tambahkan bawang putih dan cabe merah yang sudah digoreng. Aduk rata dan masak hingga matang & kering. Angkat.
6. Siapkan selembar daun pisang, bentuk kerucut, lalu masukkan sedikit adonan ketan dan beri isi ebi di tengahnya, bungkus bentuk kerucut & rapikan.
7. Bakar hingga agak kecoklatan dan harum (disarankan pakai bara tempurung kelapa, biar khas gitu), angkat dan sajikan.
8. Bungkus dengan daun pisang dan jepit dengan sebilah bambu.
9. Panggang sambil diolesi dengan minyak (jangan pakai premium apalagi pertamax) agar mengkilat sebelum disajikan.
10. Sajikan hangat-hangat dan selamat menikmati.

Yah itulah sedikit info tentang salah satu Makanan Khas Kalimantan Barat yaitu Pengkang. Jangan lupa untuk mencicipinya yaa. Rugi kalau anda tidak mencobanya. Adios dan Gracias.

             




Rasakan Gurihnya Sotong Pangkong




Sotong Pangkong, begitu masyarakat Pontianak menyebutnya, adalah makanan khas Pontianak yang hanya ditemukan saat bulan Ramadhan dan hari-hari tertentu saja.

Sotong Pangkong berbahan dasar sotong/cumi, yang dikeringkan, kemudian dibakar menggunakan arang. Cara pembuatannya pun cukup unik. Sotong kering yang telah dibakar tesebut akan di pangkong alias di pukul-pukul mengunakan alat pemukul (alatnya terserah mau alat apa yang penting bisa untuk mukul. Ingat, jangan mukul orang yaa...) untuk menghasilkan rasa gurih dari sotong tersebut.



Untuk penyajian sendiri, sotong pangkong mengambil konsep mirip Kerupuk Basah asal Kapuas Hulu, yaitu Sotong yang telah di pangkong bin dipukul-pukul akan dicocol dengan sambal kacang. (Catatan: Jangan pangkong Sotongnya terlalu keras soalnya bakal hancur berderai. Mau makan apa kalau Sotongnya hancur, Hahaha).
Bagi yang kebetulan bukan orang Pontianak dan ingin membuat sendiri dirumah, tenang...Saya akan beritahu proses/cara pembuatannya. (Ini dikutip dari beberapa sumber dan interview langsung dengan pedagang Sotong Pangkong)



Cara pembuatan Sotong Pangkong

Bahan:

- Cumi yang telah dikeringkan 5 ekor (terserah mau berapa ekor, tapi 5 ekor lebih baik)

Bumbu:
- Bawang merah 2 siung
- Cabe rawit 3 buah
- Kacang tanah yang telah disangrai dan digerus halus
- Sedikit cuka (kalau kebanyakan nanti mukanya masam)

Peralatan:
- Pemanggang dan arang
- Palu kayu dan alasnya untuk meletakkan sotong yang akan dipangkong
- Gunting untuk memotong Sotong
- Piring/Mangkok

Cara membuatnya:
- Cumi kering tadi lalu dipanggang sampai harum. Terus dipangkong (dipukul-pukul dengan palu sampe empuk). Setelah itu dipotong-potong dan masukan dalam piring.

- Untuk membuat saus atau sambalnya, haluskan semua bahan dan campur dengan cuka dan air, jangan terlalu kental.




Gimana, mudah kan ? dan juga untuk anda yang kebetulan datang ke Pontianak pas bulan Ramadhan jangan lupa untuk merasakan gurihnya Sotong Pangkong. Dijamin bakal ketagihan...

Kerupuk Basah, Kapuas Hulu Punya


Kabupaten Kapuas Hulu adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Putussibau yang dapat ditempuh lewat transportasi sungai Kapuas sejauh 846 km, lewat jalan darat sejauh 814 km dan lewat udara ditempuh dengan pesawat berbadan kecil dari Pontianak. Memiliki luas wilayah 29.842 km² dan berpenduduk 222.160 Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010. Disinilah asal muasal terbentuknya Kerupuk Basah. aneh terdengar memang, kerupuk tapi basah, yang kita tau selama ini kerupuk adalah makanan  khas yang digoreng garing, crispy dan harus ‘kriuk-kriuk’ jika dimakan.
 Berbeda dengan kerupuk pada umumnya, kerupuk yang satu ini tidak melalui proses dijemur dan digoreng sepertinya lazimnya pembuatan kerupuk lainnya.



Kerupuk basah biasa dibuat dengan bahan dasar ikan air tawar. Namun jenis ikan yang paling lezat di lidah adalah ikan belidak (Walaupun sebenarnya saya lebih suka Ikan Toman). Ikan eksotik ini banyak dijumpai di Sungai Kapuas di sekitar Danau Sentarum.

Makanan ini terbilang unik dan sederhana, sedikit kenyal namun gurih  dengan cita rasa ikan air tawar yang kental terasa. Biasanya Kerupuk Basah di sajikan dengan sambal. Di kalangan Masyarakat Kapuas Hulu khususnya di kawasan Danau Sentarum, makanan ini sangat popular dan menjadi sajian utama ketika ada tamu.

Untuk anda yang tertarik mencobannya, namun tidak tau harus membeli dimana, anda bisa mencoba membuatnya sendiri, berikut sudah penulis siapkan resep untuk membuat kerupuk basah, silahkan disimak :

RESEP KERUPUK BASAH
Bahan-Bahan :
  • 1 Kg Daging ikan belidak segar (dapat diganti dengan ikan Tenggiri)
  • 500 Gr Tepung sagu/kanji putih
  • 6 Siung bawang putih ditumbuk halus
  • ½ Sdk makan merica bubuk
  • 3-4 Gelas air
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa sesuai selera.
Bahan Sambal :
  • 10 Bh cabe rawit merah
  • 200 Gr kacang tanah goreng tanpa kulit
  • Gula pasir secukupnya
  • Garam secukupnya
  • Penyedap rasa sesuai selera.
Cara membuat kerupuk basah
Daging ikan, air, bawang putih, merica, garam & penyedap rasa diaduk sampai rata.  Sesudah rata masukkan tepung sagu sedikit demi sedikit sampai kenyal dan dapat dibentuk bulat panjang.
Setelah selesai dibentuk,  masukkan ke dalam air yang mendidih, tunggu 30-40 menit hingga mengapung baru diangkat.
Kerupuk basah bisa dimakan langsung atau digoreng lagi. Pada adonan kerupuk basah dapat ditambahkan irisan daun bawang/seledri.

Cara membuat sambal
Tumbuk cabe rawit dan kacang tanah goreng sampai halus, setelah halus masukan air panas secukupnya jangan terlalu kental dan terlalu cair. Tambahkan garam, gula dan penyedap rasa.
Sambal juga bisa ditumis (biar awet/tidak mudah basi) tinggal ditambah bawang merah & bawang putih ( bawang merah 2 bh, bawang putih 1 biji).


Nah, itu dia sedikit penjelasan tentang kerupuk basah, lengkap dengan cara pembuatannya, semoga bisa menambah wawasan anda.

Jalan-jalan ke Mempawah


Sekitar 75 kilometer perjalanan darat dari Pontianak, Saya dan teman saya, Zulham pergi ke Kota Mempawah, sebuah kota kecil di tepian pantai barat Kalimantan. Kota Mempawah  ini merupakan bagian wilayah dari Kerajaan Panembahan Mempawah yang sudah berkuasa sejak hampir delapan abad yang lalu. Mempawah kemudian menjadi kerajaan Melayu Islam dibawah Opu Daeng Menambon bergelar Pangeran Mas Surya Negara (1740–1761 M) dan menjadi kerajaan penting di kala itu.


Istana Amantubillah


Istana Amantubillah


Setelah Patih Gumantar gugur dalam peperangan Kayau Mengayau (memenggal kepala manusia) melawan Kerajaan Biaju atau Bidayuh di Sungkung (kini bernama Siding, Kabupaten Bengkayang), masa kejayaan kerajaan ini pun memudar.

Setelah pemerintahan Panembahan Senggaok berakhir, kerajaan tersebut akhirnya diperintah oleh Opu Daeng Manambon, yang datang dari Matan (Ketapang) menuju Sebukit, Mempawah menggunakan 40 perahu layar khas Bugis (pinisi). Opu Daeng Manambon bersama para pengikutnya disambut Pangeran Adipati dengan sebuah ritual dan makan saprahan.

Pada hari biasa, kota Mempawah sangat tenang dan sepi. Tipikal pesisir kalimantan Barat yang kami jumpai adalah banyaknya tempat nongkrong berupa warung kopi dan pusat keramaian di beberapa titik dengan penjual makanan yang banyak berkumpul di tempat itu.

Satu hari setelah saya lulus ujian SIM, saya langsung mengajak teman saya, Zulham, untuk pergi ke Kota Mempawah sebagai perayaan saya berhasil lulus ujian SIM. Dengan menggunakan motor Honda Astrea Grand, Kami berdua pun langsung tancap gas di pagi buta kurang lebih jam 05.00 pagi.
Menikmati perjalanan dengan santai dan jalanan yang sepi membuat kami terasa lebih rileks di perjalanan. Tak butuh waktu lama, sekitar jam 07.00 pagi kami sudah sampai di Mempawah. Sempat berhenti sejenak dan berpikir mau pergi kemana lagi, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Makam Opu Daeng Manambon.

Jika mau pergi ke Makam Opu Daeng Manambon, cukup ikuti jalan utama atau ruas jalan menuju arah Sei.Duri, sekitar 3 km setelah keluar dari pintu gerbang Kota Mempawah ada gapura di sebelah kanan yang menunjukkan jalan menuju Makam Opu Daeng Manambon. Ikuti terus jalan itu kira-kira 10 km dan anda akan sampai di area parkir Makam.

Sebelum sampai ke makam Daeng Manambon, ada sebuah makam Tionghoa di bukit. Tampak tak terurus, padahal jumlahnya cukup banyak. Situasinya sepi, di tengah semak belukar dan pepohonan.

Berbeda halnya dengan kompleks makam Daeng Manambon. Ada tempat parkir cukup luas dan gapura khas Kalimantan Barat. Ratusan anak tangga, konon berjumlah 263, membentang di depan mata. Lokasi tersebut terasa rindang, seolah ingin mengusir hawa panas yang menyengat. Sebuah bangunan yang di dominasi warna hijau dan kuning menaungi sebuah pusara. Di nisan dari batu marmer tertulis nama almarhum.

Siapa Daeng Manambon? Ia adalah penguasa Kerajaan Mempawah yang bergelar Pangeras Mas Surya Negara. Jauh sebelum Opu Daeng Manambon memerintah di Mempawah, Patih Gumantar sudah mendirikan Kerajaan Bangkule Rajakng di Pegunungan Sidiniang.

Beberapa abad kemudian, sekitar tahun 1610, Kerajaan Bangkule Rajakng bangkit kembali di bawah pemerintahan Raja Kudong. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Sidiniang ke Pekana (Karangan). Setelah Raja Kudong wafat, pemerintahan diambil alih oleh Panembahan Senggaok. Dari perkawinan dengan Puteri Raja Qahar dari Kerajaan Baturizal Indragiri, Sumatera, lahirlah seorang anak perempuan bernama Mas Indrawati.