Minat Khusus

Showing posts with label Minat Khusus. Show all posts
Showing posts with label Minat Khusus. Show all posts

Ternyata Disini Letak Titik 0 Kilometer di Pontianak


Jika mendengar kata 0 km di Kota Pontianak, pasti banyak yang mengira bahwa Tugu Khatulistiwa menjadi penanda. Jawabannya kurang tepat. Karena Tugu Khatulistiwa adalah penanda dari garis pemisah antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.

Lantas, apa makna dari 0 km sebenarnya? Dikutip dari bloggerborneo, titik 0 km merupakan patokan untuk mengukur jarak dari ibu kota negara atau provinsi ke daerah atau kota lain. Bahkan, di beberapa negara,titik 0 km dijadikan sebuah simbol khas dari kota tersebut.

Di Kota Pontianak, titik 0 Km terletak di Pasar Siantan, tak jauh dari Dermaga Penyeberangan Siantan yang terletak di Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak. Jika menyeberang dari Taman Alun Kapuas, maka letak patok ini persis berada di sebelah kanan dermaga Siantan.

Dari bentuknya cukup sederhana, yaitu sebuah monumen angka 0 (nol) dan bertuliskan Patok Pontianak Nol Kilometer di bawahnya. Tepat disebelahnya ada sebuah patok kecil bertuliskan PTK 0 dan MPW 67 yang menandakan Kota Mempawah berada 67 km dari patok tersebut.


Patok ini juga merupakan penanda awal pembuatan jalan Pontianak – Sambas pada akhir abad ke-19. Artinya, jalan dan patok ini mempunyai nilai sejarah yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena inilah jalan pertama yang dibuat pemerintah Kolonial Belanda di Kalimantan Barat. 

Jika datang ke Kota Pontianak, selain datang ke Tugu KHatulistiwa, tidak ada salahnya juga untuk singgah sebentar untuk mengabadikan momen berada di titik 0 Kota Pontianak. Masih penasaran, bisa juga cek video Keliling Kampong Keliling Kote dibawah ini.




Nikmati Syahdunya Wisata 'Alam Ndeso' Rasau Jaya



Salam.....semoga saudara selalu dalam keadaan sehat dan gembira. Pada postingan kali ini, kita akan pergi berwisata ke Desa Rasau Jaya III, lebih tepatnya ke Wisata 'Alam Ndeso'. Untuk lokasi, kita bisa mengandalkan Google Maps agar tidak tersesat.

Konsep dari tempat wisata ini lebih membawa kita seperti berada di alam desa. Ada saung ala pedesaan yang sangat cocok untuk bersantai bahkan memancing. Perlu diketahui, kita bisa memancing ikan yang ukuranya cukup besar. Tapi untuk alat pancing, kita bawa sendiri. Hasil pancingan kita dihargai Rp35,000/ekor

Untuk kuliner juga bisa dikatakan oke. Ada Ikan Nila Goreng, Ikan Nila Asam Pedas dan menu lainnya.

Beberapa hal unik lainnya yang dapat kita jumpai di Wisata Alam Ndeso ini adalah terdapat sebuah pendopo yang cukup luas dengan atap model Rumah Joglo. Ada juga beberapa rumah segitiga yang katanya bisa masuk ke dalamnya, Dari situ, kita disuguhkan pemandangan sungai besar di dekatnya. (kemungkinan Sungai Kapuas). 

Secara keseluruhan, Wisata Alam Ndeso cukup menarik untuk dikunjungi terutama saat akhir pekan bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Perlu diketahui juga, harga tiket masuknya Rp5,000 saja per orang.

Kalau mau tau informasi lebih lanjut, bisa tanya-tanya ke kontak disini.

Agar tidak penasaran atau yang ketinggalan ikut Bang Iki kesana, jangan khawatir, kamu bisa menonton videonya dibawah ini. 



  Oke....itu saja dulu tulisan Bang Iki kali ini. Berikutnya kita akan Keliling Kampong Keliling Kote lagi. Kemana? Hmm....rahasia

Sendirian ke Riam Solakng


Pergi sendiri, foto pun sendiri (pakai tripod dan timer)


Halo semuanya….apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat. Bagi yang lagi sakit, semoga cepat sembuh…aaamiinnn…. Nah kali ini….Bang Iki akan ajak semuanya jalan-jalan ke Riam Solakng yang terletak di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak.

Objek wisata ini dapat ditempuh dari Kota Pontianak kurang lebih 3 jam. Lumayan dekat dan tidak terlalu menguras tenaga dan bensin terlalu banyak. Hehehe.

Sepanjang perjalanan menuju Riam Solakng, kita akan disuguhkan pemandangan yang begitu mempesona. Ditambah lagi akses jalan yang sudah bagus membuat perjalanan ke lokasi bisa lebih santai.

Nantinya, di sebelah kanan, ada sebuah gereja, dimana lokaasi riam terletak di belakang gereja. Tak perlu berlama-lama. Kita sudah bisa mendengar bunyi riam yang serasa meneduhkan hati dan pikiran ditengah mumetnya pikiran dan lelahnya jiwa.

Di Riam Solakng, kita bisa melihat banyak sekali bebatuan khas riam. Aliran air yang melewati sela-sela batu menambah daya tarik dan pesona tempat ini. Ditambah lagi rimbunnya pepohonan dan bunyi gemericik air membuat kita tak tahan iman untuk mandi.…..hehehehe.

Bagi kalian yang ingin menikmati weekend singkat, tak ada salahnya untuk berkunjung ke riam ini. Namun sayangnya…pas Bang Iki kesana, keadaan sekitar lagi kosong melompong. Ditambah lagi Bang Iki hanya sendirian disana. Jadi Bang Iki kurang tau nih apakah dikenakan biaya masuk atau tidak. Begitu juga dengan fasilitas yang tersedia.

Walaupun begitu…..boleh lah Riam Solakng nih masuk ke dalam weekend list kalian.

So far....itulah sedikit keliing-keliling Bang Iki di Riam Solakng. Agar lebih jelas dan detail, pemirsa juga dapat melihat video dokumentasi perjalanan Bang Iki ke Riam Solakng dibawah ini



Danau Belibis....Mengubah Kerusakan Alam Menjadi Keindahan






Halo semuanya. Sudah cukup lama Bang Iki tidak corat-coret disini. Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal'afiat. Buat yang kurang sehat semoga cepat sembuh. Aamiin.

Di tulisan kali ini, Bang Iki akan mereview salah satu tempat wisata yang lagi naik daun belakangan ini. Yes....Danau Belibis. Lokasinya berada di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau dengan jarak tempuh lebih kurang 1,5 jam dari Kota Pontianak yang merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Cukup dekat kan? Jika pemirsa rutin bolak-balik arah Tayan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan papan penunjuk besar di tepi Jalan Trans Kalimantan. 
Untuk dapat masuk ke kawasan wisata Danau Belibis, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp10.000/orang. Karena Bang Iki pakai motor, jadi tambah Rp2.000. Kalau mobil gimana? Bang Iki lupa tanya. Hahahahaha. Dari pintu gerbang, kita masuk ke dalam kurang lebih 300 meter saja. Sepanjang jalan masuk, kita dapat melihat dengan mudah hutan gaharu yang ditata rapi mengitari sisi kiri dan kanan jalan.

Sampai di Danau Belibis pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan yang mempesona. Semua itu tak lepas dari inisiatif sang pemilik, Pak Muin. Bang Iki beruntung dapat berjumpa dan berbincang-bincang dengan beliau.

Pak Muin cerita, Danau Belibis dulunya merupakan areal persawahan keluarga dan juga areal PETI (Pertambangan Emas Tanpa Ijin) yang digarap oleh masyarakat setempat. Namun, setelah aktivitas PETI itu selesai, areal ini berubah menjadi sebuah danau. Karena kebetulan areal tersebut merupakan tanah warisan dari orang tua, maka beliau mulai merintis pada tahun 2010 dengan menambah luas areal tersebut. Kala itu, beliau yakin bahwa tempat tersebut akan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi banyak orang. Karena tempatnya sangat strategis, mudah dijangkau, dan pemandangan danaunya cukup menarik untuk menghabiskan waktu liburan para pengunjung. Pak Muin juga bilang, air di danau ini bisa dikatakan stabil. Tidak meluap dan tidak akan kering karena ada mata air di areal bekas persawahan keluarga.

Kata-kata dan insting Pak Muin memang terbukti benar. Karena saat Bang Iki berkunjung dan berbincang-bicang dengan beliau, hampir ribuan pengunjung datang pada saat akhir pekan untuk menikmati Danau Belibis. Begitu banyak kendaraan roda dua dan roda empat di kawasan Danau Belibis. Belum lagi beliau bercerita pada saat membuka jalan dari gerbang ke dalam itu sampai mencangkul lho. Wow.

Penamaan Danau Belibis pun tidak asal-asalan. Karena memang dulu, begitu banyak burung belibis di kawasan itu. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan ekor. Sekarang? sudah jarang kita temukan karena sudah bermigrasi seiring makin padatnya manusia dan juga perburuan oleh masyarakat setempat di masa lalu.

Apa yang bisa kita lakukan di Danau Belibis? Disamping menawarkan wisata alam, ada juga kuliner yang dapat dinikmati seperti ikan bakar. Ada juga berbagai wahana permainan sederhana yang bisa dimainkan seperti sepeda air dan kano dengan tarif Rp20.000 (sepuasnya kalau sepi). Di Danau Belibis juga disediakan pelampung. Fasilitas pendukung disini seperti tempat ibadah dan kantin cukup terawat dan dalam kondisi baik. Kamar mandi untuk bilas dan ganti baju cukup bersih dan banyak.

So far....itulah sedikit keliing-keliling Bang Iki di Danau Belibis. Semoga pemirsa dapat terinspirasi dengan coretan Bang Iki yang mulai kaku ini sekaligus tertarik mengunjungi Danau Belibis ya. Adios

Oh iya....pemirsa juga dapat melihat video dokumentasi Bang Iki selama di Danau Belibis. Tinggal klik link dibawah ini ya.

Pontianak Makin Kreatif. Gang Kuantan kini jadi primadona anak muda Pontianak




Sekilas jika kita lihat dari pintu gerbang gang, mungkin terlihat seperti gang biasa pada umumnya. Tapi jangan salah, didalamnya terdapat salah satu tempat wisata yang sedang viral di Kota Pontianak. Yupz, Satu lagi, destinasi kawasan kreatif di Kota Khatulistiwa, Kampung Wisata Kuantan. Berlokasi di tepian Sungai Kapuas Jl. Imam Bonjol, Gg. Kuantan, sudut warna warni ini adalah wujud kolaborasi antara Pemerintah Kota, Swasta / Stakeholder, Komunitas Pemuda dan tentu Masyarakat sekitar.

Dibantu oleh dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia Kalimantan Barat, Kelompok Sadar Wisata Benua Melayu Laut mengubah wajah daerah mereka yang terkesan kumuh menjadi sebuah kawasan wisata yang cantik dan indah penuh dengan warna warni.

Walaupun pengerjaannya masih belum mencapai 100 persen, tapi Kawasan tersebut dengan cepat menjadi viral di Kota Pontianak, khususnya anak muda Kota Pontianak. Selain karena tempatnya yang instagramable, tempat ini juga punya banyak spot-spot pemandangan yang menarik. Ditambah lagi disini ada sebuah kafe bernama Tepian Kapuas yang suasananya benar-benar AWZOM. Soal harga makanan/minuman di kafe itu ? tenang saja, harga makanan/minumannya pas sesuai budget anak muda.

Tentu dengan kehadiran Kampung Wisata Gang Kuantan ini dapat menjadi inspirasi bagi gang-gang lainnya untuk lebih kreatif dan menjadikan Kota Pontianak sebagai Smart City yang penuh kreativitas.



.




Mengenal lebih dekat perayaan Cap Go Meh


Seperti halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan Imlek untuk menyambut tahun baru China merupakan tradisi termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun. Bagi mereka perayaan Imlek tidak ada bedanya dengan masyarakat Indonesia lainnya ketika merayakan Idul Fitri atau Natal.

Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. Kalau mau ditelaah lebih jauh, Cap Go Meh di Indonesia sendiri merupakan perpaduan budaya Tiongkok dan Indonesia, yakni adanya lontong Cap Go Meh. Lontong adalah makanan asli Indonesia, sedangkan Cap Go Meh adalah tradisi yang lahir dari Imlek.
Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan pada masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya.


Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan.
Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak sebilah mata pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah.


Di Kalimantan Barat banyak orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. Sejak pertama kali datang ke Kalimantan Barat, masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Dahulunya, Kalimantan Barat tepatnya di Kota Singkawang merupakan tempat persinggahan para penambang emas yang berasal dari Tiongkok. Gelombang migrasi besar-besaran pada tahun 1760, membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan yang mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap dan bekerja sebagai kuli tambang emas dan intan di MonteradoKalimantan Barat. Meski secara fisik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk lokal, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Cu dan Buddha maka perayaan imlek menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan.


Di era Orde Baru perayaan Imlek khususnya ritual Tatung dilarang dipertontonkan di depan umum. Tetapi di era reformasi mantan Presiden Gus Dur mengizinkan kembali, bahkan pemerintahan berikutnya Megawati Soekarnoputri mengesahkan dalam bentuk undang-undang. Dengan demikian warga Tionghoa di Kalimantan Barat khususnya menjadi lebih leluasa untuk menjalankan tradisi atau upacara keagamaan mereka. Di dunia pariwisata, Tatung berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Kalimantan Barat khususnya Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat.
Sumber : WIkipedia

Pantai Temajuk, Surga yang terisolasi di Tapal Batas


Pantai Temajuk, Sebuah Surga yang terisolasi di tapal batas.


Temajuk, nama ini mungkin masih terlalu asing ditelinga kita. Namun, jika mendengar nama Camar Bulan,sejenak ingatan kita akan tertuju pada pemberitaan di media terkait sengketa tapal batas antara Indonesia dan Malaysia. Yah, Camar Bulan merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Temajuk. Tapi, kita kesampingkan dulu masalah tapal batas dan segala problematikanya, mari berlibur dan nikmati sepenggal keindahan di ekor Kalimantan. Desa Temajuk memiliki garis pantai sangat panjang yakni sekitar 60 kilometer, terhampar sepanjang pesisir menuju Desa Temajuk yang kerap dikunjungi penyu untuk bertelur.

Yang perlu anda ketahui adalah pantai yang sepanjang kurang lebih 60 kilometer hingga Tanjung Datuk ini merupakan salah satu pusat peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Musim puncak peneluran biasanya terjadi sekitar bulan Juni hingga September setiap tahunnya. Dalam semalam, bisa puluhan ekor penyu yang naik ke daratan untuk membuat sarang dan mengeluarkan telurnya.


Keberadaan mereka saat ini terpantau oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Kambau Borneo didampingi WWF Indonesia, yang rutin melakukan monitoring peneluran penyu, dan mencegah aksi penjarahan telur oleh oknum masyarakat. Namun, wisata untuk melihat langsung proses ini belum dikemas. Untuk melihat peneluran penyu, wisatawan bisa menghubungi Pokmaswas yang rutin melakukan pengawasan dan menegah terjadinya penjarahan telur penyu.

Selain penyu, di sini musim ubur-ubur di Desa Temajuk merupakan salah satu yang dinanti-nantikan, baik itu oleh nelayan setempat maupun pengunjung lokal. Aktivitas masyarakat yang bolak-balik memikul keranjang di pesisir pantai menjadi magnet tersendiri dalam menarik kunjungan wisata. Setelah pemandangan kehidupan yang unik dari masyarakat pesisir utara Kalimantan Barat.

Pemandangan alam di Desa Temajuk juga tak kalah menarik. Hamparan pantai berpasir dengan air laut yang jernih, ditambah hamparan bebatuan besar dibeberapa bagian pantai menjadi daya tarik tersendiri. Geliat pariwisata di Desa Temajuk tak lepas dari perjuangan Pak Atong yang sejak tahun 2010 merintis sepetak lahan miliknya di pesisir pantai sebagai lokasi wisata. Tempat tersebut diberi nama Teluk Atong Bahari, sesuai nama Pak Atong sebagai pemiliknya.

Beragam pilihan pantai bisa menjadi alternatif wisatawan untuk berkunjung. Mulai dari pantai yang berada di sekitar desa, hingga gugusan pantai yang hanya bisa dijangkau menggunakan kapal motor menuju arah perbatasan Tanjung Datuk. Selain itu, selama di Temajuk kita juga disarankan menggunakan jasa pemandu lokal dengan tarif Rp.100.000-150.000/hari dan sebaiknya dinegosiasikan terlebih dahulu atau bisa bertanya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pesona Bahari kepada warga. Jika menginap di penginapan milik Pak Atong, biasanya Pak Atong akan dengan senang hati mengajak anda berkeliling.

Temajuk memiliki pantai yang masih alami, dengan pantai pasang surut yang eksotis, pasir putih yang terhampar luas, gugusan bebatuan granit yang indah, dan bebatuan granit berpadu batuan karang yang eksotis terhampar hingga Tanjung Datuk yang menjadi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Pemandangan khas pantai yang memanjakan setiap mata yang berkunjung ke sana. Tak heran kenapa Temajuk disebut sebagai Surga di Tapal Batas. Suguhan kehidupan masyarakatnya dipadu dengan panorama pantai yang masih alami merupakan salah satu yang terbaik di Kalimantan Barat.





Tips dari Jalan-Jalan Yok:

Waktu terbaik berkunjung ke Temajuk adalah antara bulan Maret hingga September. Dari Temajuk bisa menyempatkan diri berkunjung ke Desa Teluk Melano (Malaysia) dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Akses:

Untuk menuju ke Pantai Temajuk, dari Kota Pontianak menuju ke Desa Temajuk membutuhkan waktu sekitar 9 jam bahkan lebih dengan jarak tempuh sekitar 400 kilometer. Perjalanan dimulai dari Pontianak menuju Singkawang dilanjutkan ke arah Sambas untuk menuju Desa Temajuk.

Penginapan:

Anda tidak perlu khawatir untuk mencari penginapan di Desa Temajuk. Saat ini sudah tersedia beberapa penginapan yang berada di pesisir pantai yang siap menampung pelancong dengan harga sangat terjangkau, mulai dari Rp.50.000 hingga Rp. 200.000/malam sesuai dengan fasilitas yang disediakan. Bahkan jika musim puncak liburan, warga setempat siap menampung luberan pengunjung di rumah mereka yang dijadikan sebagai homestay.

Restoran:

Belum banyak rumah makan di Desa Temajuk. Namun, jika anda menginap di villa milik Pak Atong di Teluk Atong Bahari, bisa pesan menu ikan laut dengan aneka makanan yang ditawarkan. 

3 fakta yang mungkin kamu belum ketahui tentang Sungai Kakap


Sungai Kakap adalah sebuah Desa sekaligus Ibukota dari kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Sungai Kakap berbatasan langsung dengan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak). Dikatakan dekat karena jarak dari Kota Pontianak menuju Sungai Kakap hanya sekitar 26 km. Mungkin sebagian masyarakat mengenal bahwa Sungai Kakap itu tempat untuk memancing. Padahal jika kita gali lebih dalam lagi ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum diketahui. Disini kami berhasil mendapatkan 3 tempat menarik termasuk fakta unik seputar Sungai Kakap.




















1. Muara Sungai Kakap

Muara Sungai Kakap, salah satu tempat favorit bagi pemancing, hampir setiap hari tempat ini selalu ramai apalagi kalau sudah Weekend dan hari Libur. Di Muara Sungai Kakap ini kalau mau memancing telah disediakan perahu motor, atau sampan biasa untuk disewakan. Harganya dimulai dari Rp.250.000 – Rp.500.000 tergantung besar-kecilnya ukuran sampan/ motor air yang dipakai.
Yang sekedar suka atau ingin melihat pemandangan laut, tempat ini juga menjadi salah satu tujuan yang harus dikunjungi. Sebab di muara Kakap ini adalah tempat yang pas untuk menikmati saat matahari terbenam (sunset), apalagi sekarang dermaga nelayan sudah dipercantik. Ini merupakan spot yang pas untuk melakukan foto-foto.

2. Kelenteng Tengah Laut

Di Sungai Kakap, ada sebuah Kelenteng/ Pekong yang berdiri di tengah laut. Ini merupakan bangunan suci warga tionghoa sekitar, tempat beribadah dihari-hari tertentu. Kalau lagi kosong/ tidak digunakan untuk upacara agama, kelenteng ini dibuka untuk umum, jadi siapapun boleh kesana. Lokasinya berdiri sendiri ditengah laut/ muara Kakap, sehingga makin luaslah pemandangan pengunjung melihat indahnya lautan lepas dan menikmati suasana santai sambil menyalurkan hobi memancing. Biasanya, Kita harus menyewa motor air dan diantar dengan tarif yang tidak terlalu mahal, bisa berjanji sama yang mengantar untuk djemput lagi sesuai dengan jamnya. Sekedar info, Kelenteng ini merupakan satu-satunya tempat ibadah di dunia yang berdiri/dibangun di tengah laut lepas.



3. Robo-robo’

Sekarang ini, Pemerintah Kubu Raya lagi meningkatkan terus potensi wisata bahari Sungai Kakap. Selain yang disebotkan diatas, ada lagi potensi wisata budaya di Sungai Kakap yang sudah terkenal diberi nama pesta rakyat ROBO-ROBO’. Acara ini diadakan setahun sekali di hari rabu terakhir bulan Shafar. Di acara ini biasanya para raja di Kalimantan Barat sebagai tamu kehormatan turut ambil bagian di acara ini. Acara ini selalu ramai dikunjungi dari penjuru Kota Pontianak dan Kubu Raya bahkan ada yang dari Kabupaten Mempawah, Singkawang dan masih banyak lagi. Acara ini berisikan proses pelepasan beberapa persembahan ditengah laut. Dimeriahkan pula dengan lomba sampan, musik dangdut, dan acara meriah lainnya. Acara ini juga mendatangkan berkah bagi para Pedagang yang tak mungkin melepaskan kesempatan ini sampai-sampai beberapa warga berkata bahwa “Robo-robo’ ini selain pesta budaya, juga merupakan pesta lelong (penjualan pakaian serba murah). intinya acara budaya di Sungai Kakap setahun sekali ini selalu menjadi antusiasme warga, sehingga selalu ramai dikunjungi.

Bagi yang belum pernah ke Sungai Kakap, haruslah segera mengunjungi Sungai Kakap dengan potensi wisatanya yang rugi kalau dilewatkan. Bagi yang sudah pernah pasti akan datang lagi...

Oke demikian artikel yang kami tulis dalam kesempatan ini. Di artikel ini pula kami memberikan video Jalan - Jalan Yok JJY Episode Sungai Kakap yang sayang jika tidak ditonton karena ada informasi-informasi dan kita akan mengunjungi beberapa tempat di Sungai Kakap. Videonya bisa anda tonton dibawah ini


Lepaskan Beban Pikiran di "One Billionth Barrel Monument" Brunei Darussalam





Halo semuanya. Lama tidak posting karena akhir-akhir ini tim lagi pada sibuk dengan pekerjaan dan studinya sehingga bebeapa bulan kami tidak melakukan aktivitas di website dan video. Hanya sekali-sekali saja jika ada waktu luang. Nah, pada postingan kali ini kami akan memberikan informasi yang berhasil kami dapatkan dari kontributor kami di Brunei Darussalam. Tentang apa ? Tentu saja tentang tempat yang menarik yang ada di Brunei Darussalam.

Sebelum kita masuk lebih jauh, kami akan memberikan informasi beberapa fakta menarik dari negara yang masih berada satu pulau dengan Pulau Kalimantan yang kami kutip dari berbagai sumber.



  1. Brunei Darussalam adalah salah satu negara terkecil di dunia dengan luas wilayah hanya mencapai 5.765 km². Tapi, meskipun kecil ukurannya, Brunei Darussalam termasuk salah satu negara terkaya di dunia berkat cadangan minyak dan gas bumi yang melimpah. Pendapatan per kapita Brunei Darussalam mencapai $ 36,583. Bisa dibilang "kecil-kecil cabe rawit".
  2. Brunei Darussalam merupakan negara yang berbentuk kerajaan monarki Islam dengan raja sekaligus perdana menterinya Sultan Haji Hassanal Bolkiah, yang mulai menjabat sebagai perdana menteri sejak tanggal 1 Januari 1984.
  3. Sultan Haji Hassanal Bolkiah dinobatkan sebagai Sultan Brunei yang ke-29 pada tanggal 4 Oktober 1967 dengan gelar sangat panjang, yaitu Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'Izzaddin Waddaulah Ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien, Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam.
  4. Tempat kediaman resmi Sultan Haji Hassanal Bolkiah adalah di Istana Nurul Iman yang merupakan istana terbesar kedua di dunia setelah Forbidden City Beijing, Cina, dengan 3.400 kamar, 290 kamar mandi, dan luas lantai 200.000 m².
Nah, itu tadi sedikit fakta menarik tentang Brunei Darussalam. Sekarang kita langsung ke spot yang berhasil kami kunjungi untuk saat ini, yaitu One Billionth Barrel Monument.




One Billionth Barrel Monument adalah sebuah monumen yang dibangun pada tahun 1991 untuk memperingati jumlah satu miliar tong minyak yang telah diproduksi di ladang minyak lepas pantai di Seria, Brunei Darussalam. Monumen ini terletak di dekat sumur pertama yang ditemukan di Seria Oil Field. Monumen ini merupakan tonggak simbolis besar bagi kesultanan Brunei. Perlu anda ketahui, Brunei memproduksi 180.000 barel minyak setiap 24 jam, sehingga negara ini menjadi produsen minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara. Brunei juga merupakan produsen terbesar keempat untuk gas alam cair di seluruh dunia. 

Tidak banyak yang bisa dideskripsikan tentang tempat ini. Tapi, tempat ini merupakan salah satu tempat favorit bagi masyarakat Brunei untuk melepas penat setelah bekerja ataupun saat liburan. Lebih bagus jika anda datang ke monumen ini saat sore hari, karena anda juga bisa melihat keindahan Laut Cina Selatan dan menikmati sunset bersama keluarga atau siapapun.

Oke, kiranya cukup sekian dulu untuk artikel kali ini. Nantikan cerita kami yang berikutnya ya. O iya, jangan lupa untuk menyaksikan video kami di website ini dan juga di Channel YouTube kami yaa. Salam






Kontibutor:
Randi Dwi Nugraha (Dokumentasi & Peliput)
Rizky Kurniawan (Penulis & Publikasi)

Credits:
http://peutrang.blogspot.co.id/
http://www.berkuliah.com/





Rumah Betang Ensaid Panjang



Masyarakat subsuku dayak desa di ensaid panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih mempertahankan tradisi turun-temurun tinggal di rumah besar atau rumah betang. Di zaman yang semakin individualis, rumah komunal itu menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan mancanegara.


Berlatar belakang Gunung Rentap, Rumah Betang Ensaid Panjang berdiri kokoh. Arsitekturnya sederhana, coraknya menampilkan nuansa yang dengan alam. Hampir semua bahan bangunannya berasal dari alam. Justru karena kesederhanaan itulah, ratusan wisatawan berkunjung ke rumah adat di Desa Ensaid Panjang itu setiap tahun. Tak terhitung pula jumlah peneliti yang pernah tinggal dan mendokumentasikan aktivitas sehari-hari masyarakat adat dari suku induk Iban itu.


Rumah betang yang ditempati oleh 88 orang dari 22 keluarga itu berukuran 118 meter x 17 meter. Rumah panggung itu memiliki tinggi sekitar 12 meter, dengan jarak lantai kayu dari tanah sekitar dua meter.





Seperti umumnya rumah betang milik masyarakat adat Dayak, Rumah Betang Ensaid Panjang terdiri dari beberapa bagian. Bagian paling depan yang disebut ruai adalah ruang bersama tanpa sekat yang memanjang dari ujung ke ujung betang. Ruang ini biasa digunakan untuk rapat bersama atau menerima tamu adat.


Ruang pribadi masing-masing keluarga berada di bagian kedua hingga bagian keempat. Ruang antarkeluarga dipisahkan oleh papan kayu. Bagian kedua yang dalam bahasa setempat disebut sebagai bilik baruah merupakan ruang tamu dan ruang keluarga. Ruai dan bilik baruah dipisahkan oleh telok, yakni semacam selasar yang lantainya lebih rendah dibandingkan ruai dan bilik baruah yang berfungsi sebagai tempat menyimpan berbagai perkakas, seperti lesung penumbuk padi dan peralatan menenun.


Bilik serambi adalah kamar tidur dan bilik tingka yang menjadi bagian terakhir berfungsi sebagai dapur atau tempat menyimpan perkakas.


Sintang berjarak sekitar 320 km dari Kota Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat. Pontianak ke Sintang bisa ditempuh dalam waktu delapan hingga 10 jam. Ada bus dan travel yang melayani rute ini. Sintang juga menjadi perlintasan trayek Pontianak-Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Wisatawan bisa tinggal di Rumah Betang Ensaid Panjang dan merasakan keseharian warga adat Dayak Desa. Pengurus adat tidak menetapkan tarif bagi wisatawan yang ingin tinggal di rumah betang.


Tiang utama yang berasal dari kayu ulin atau belian gelondongan sudah berumur lebih dari 100 tahun. Umur beberapa tiang penyangga dari ulin yang berbentuk balok juga tak jauh berbeda dari tiang utama.

Masyarakat Dayak Desa menggunakan beberapa jenis kayu yang digunakan sebagai bahan bangunan, seperti meranti, mentangor, petir, dan durian. Kayu tidak hanya digunakan untuk tiang, tetapi juga lantai, dinding, rangka, hingga atap. Kayu ulin yang terkenal sebagai kayu kelas satu asal Pulau Kalimantan hanya terdapat pada tiang utama dan beberapa tiang penyangga. Ini berbeda dengan sejumlah betang lain di wilayah lain yang banyak menggunakan kayu ulin.

Rumah betang pada mulanya lahir untuk menyesuaikan kebiasaan perang suku. Supaya lebih aman, mereka yang berasal dari satu komunitas subsuku tinggal di satu tempat yang sama. Tradisi perang suku dengan pengayauan atau memenggal kepala musuh sudah diakhiri melalui Perjanjian Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah, tahun 1894 yang dihadiri oleh seluruh subsuku Dayak di Kalimantan.

Setelah era perang suku, mereka tetap bertahan di rumah betang. Pada masa itu, dengan keterbatasan peralatan, gotong royong merupakan solusi bagi pekerjaan berat. Dengan tetap tinggal di satu rumah komunal, mereka bisa dengan mudah berkomunikasi.

Ensaid Panjang berjarak sekitar 60 kilometer (km) dari ibu kota Kabupaten Sintang. Waktu tempuhnya antara satu jam dan dua jam menggunakan kendaraan dari Sintang karena jalan masuk sepanjang 15 km dari jalan negara ruas Sintang-Kapuas Hulu rusak.


Jalan Pintas menuju Rumah Betang Ensaid Panjang

Di Rumah Betang Ensaid Panjang, wisatawan juga masih bisa menyaksikan pembuatan kain tenun secara tradisional atau membelinya langsung. Mewarisi kemampuan nenek moyangnya, sejumlah Ibu-ibu suku Dayak hingga kini masih aktif menenun. Harga kain tenun beragam, dari Rp 30.000 hingga Rp 1 juta per lembar berdasarkan ukuran.  Menenun adalah pekerjaan sampingan kaum Ibu. Pekerjaan utama adalah berladang dan menyadap getah karet.

Sumber : Kompas.com

Robo-Robo





Dalam perayaan tahunan pada hari Rabu terakhir bulan Safar tahur Hijriyah dilaksanakan ritual layaknya kedatangan Opu Daeng Manambon ke Kalbar yang dikenal masyarakat luas dengan nama “Robo-robo”. Ritual ini merupakan perayaan untuk mengenang kedatangan Opu Daeng Manambon, perantau dari Luwu, Sulawesi Selatan dan menjadi Raja Mempawah. Dulunya orang Bugis yang bergelar Pangeran Emas Surya Negara ini selalu melaksanakan ritual Robo-robo disetiap tempat yang disinggahinya. Tidak hanya di Kuala Mempawah, tetapi juga di tempat lainnya seperti Kubu, Sungai Kakap, dan Teluk Pakedai, masyarakat selalu merayakan Robo-robo dengan berbagai macam ritual. Berbagai macam makanan disuguhkan oleh masyarakat Mempawah setiap ritual berlangsung, seperti lemang yang terbuat dari beras ketan dan santan yang dibakar selalu disuguhkan menambah cita rasa khas dari Robo-robo.






Setiap tahun, perayaan besar-besaran dilaksanakan di Kuala Mempawah, Kabupaten Mempawah karena merupakan pusat Kerajaan Mempawah. Tetapi, di tempat yang pernah disinggahi oleh Opu Daeng Manambon dulunya juga melaksanakan ritual serupa. Bila zaman dulu perayaan Robo-robo ini hanya diikuti keluarga istana dan masyarakat Bugis yang ada di Mempawah, kini semua kalangan dan etnis turut andil dalam ritual tersebut.





Mengenal Sungai Kapuas, Sungai Terpanjang di Indonesia



Sudah beberapa postingan tentang wisata di Kalimantan Barat yang saya tampilkan tetapi saya belum membahas yang satu ini yang boleh dibilang sangat penting untuk anda ketahui. Yupz, Sungai Kapuas. Tak salah memang kalau Kota Pontianak dikenal akan Tugu Khatulistiwa sekaligus ibukota provinsi Kalimantan Barat. Tapi tidak hanya itu, Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Ya, terpanjang di Indonesia. Jadi, jangan salah lagi kalau ada soal yang seperti ini, "Sungai yang merupakan Sungai terpanjang di Indonesia adalah..." hahaha. 

Sungai Kapuas membelah Provinsi Kalimantan Barat hingga 1.143 Km sekaligus menjadi urat saraf *eh* urat nadi kehidupan masyarakat Kalimantan Barat. Di sepanjang aliran sungai, anda dapat mengamati aktivitas masyarakat, rumah warga, hingga deretan kapal kemas yang bersandar di bagian dermaga. Semuanya menyatu dan hidup seiring dengan aliran Sungai Kapuas yang terus mengalir.







Tapi tidak hanya manusia atau kapal yang sibuk lalu lalang melintasi sungai ini, Sungai Kapuas juga menjadi rumah dari sekitar 700 jenis ikan. Oleh sebab itu, Sungai Kapuas juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi perikanan hingga pembibitan ikan air tawar seperti Ikan Nila atau Ikan Arwana.

Kalau anda kebetulan berada di Pontianak dan ingin menikmati keindahan panorama Sungai Kapuas anda bisa menyusuri Sungai Kapuas melalui kapal wisata. Cukup dengan datang ke Taman Alun kapuas, atau Cafe Serasan dan membayar Rp 10-15 ribu per orang, anda sudah dapat naik kapal dan melihat syahdunya Sungai Kapuas. 
(Catatan: Menyusuri sungainya hanya sekitar Pontianak saja karena kalau sampai ujung Sungai Kapuas bakal lebih dari 1 minggu baru sampai di ujung Sungai Kapuas, lo kira ekspedisi, hahaha).

Kecantikan Sungai Kapuas juga telah menginspirasi Pemkot Pontianak untuk membangun semacam waterfront seperti di Lyon, Perancis. Pembangunannya juga tengah berlangsung dan berlokasi dari Taman Alun Kapuas hingga pelabuhan Senghie. Kalau sudah jadi, tentu Sungai Kapuas akan makin indah dan menarik.

Yang terbaru dari Sungai Kapuas adalah Karnaval Air Pontianak atau nama kerennya "Karnaval Khatulistiwa" yang dibuka oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Event yang juga merupakan Rangkaian kegiatan HUT ke-70 RI ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yakni karnaval darat, karnaval air dan panggung hiburan rakyat. Ada 3.133 orang peserta dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari 24 provinsi dan juga perwakilan dari Malaysia dan SingapuraIni menjadi bukti kalau pemda serius mengembangkan wisata di Sungai Kapuas.