Cerita Ngabuburit Di Tayan

Cerita Ngabuburit Di Tayan



Sabtu,  5 Juli 2014, tepat saat Bulan Ramadhan, Saya bingung, bimbang, galau dan ragu, karena hari itu saya bekerja hanya setengah hari. Dan untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa saya malas mau tidur karena masih belum ngantuk. Sejenak saya berpikir untuk jalan-jalan, tapi kemana ? Tiba-tiba terlintas dipikiran Saya untuk jalan-jalan ke Tayan. Kenapa Tayan ? Saya pun tidak tahu, mungkin anda bisa bertanya kepada pikiran saya mengapa mesti ke Tayan untuk ngabuburit.

1 jam sebelum saya pulang kerja alias jam 11.00 siang, saya langsung menghubungi Zulham untuk mengajak dia ngabuburit bersama Saya ke Tayan. Dan, untunglah dia mau ikut tapi dia mau gonceng dengan saya dan perginya pakai motor saya (wajar sih soalnya saya yang ngajak).

Kurang lebih jam 1 siang, Saya pun menjemput Zulham dirumahnya dan langsung berangkat ngabuburit ke Tayan. Tayan adalah sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Sanggau. Yah, katanya sih bisa menjadi kota besar karena sekarang sedang dibangun Jembatan Tayan yang menghubungkan jalan Trans Kalimantan. Konon katanya, Nanti Jembatan Tayan itu merupakan jembatan terpanjang se-Kalimantan lho.

Rute perjalanan sangat simpel mengingat jalan menuju ke Tayan adalah jalan Antar Provinsi . Jadi anda tidak akan tersesat. Tapi, yang patut dijadikan catatan adalah anda harus waspada dan berhati-hati karena jalannya berbukit naik turun dengan tikungan tajam yang WOW. Salah sedikit saja anda akan XXX. Tapi, karena kami sangat berhati-hati dan tidak terlalu ngebut dalam membawa motor + ingat karena kami lagi puasa, jadi kami merasa santai dan nyaman dalam berkendara ditambah pemandangan sight-seeing yang, hmm, okelah.

Depan Kantor Camat Tayan Hilir

Jam 14.45 (kurang lebih begitulah), Kami pun sampai di Tayan. Yupz, Sebuah kota kecil yang beranjak dewasa (wew). Mumpung bertepatan dengan Bulan Ramadhan, Pasar Tayan pun ramai waktu itu. Yah buat sekedar beli kebutuhan atau ta’jil untuk berbuka puasa lah. Namun, ada satu hal yang membuat saya agak tertegun sedikit tentang Tayan, yaitu ada pulau dan pantainya. Hah ?
Saya pun bertanya kepada abang2 tukang bawa motor air tentang keberadaan pantai itu. Ternyata, pantai di Pulau Tayan hanya timbul pas lagi musim kemarau (kebetulan juga kami berangkat pas musim kemarau). Oh iya, Pulau Tayan adalah Pulau yang terletak di tengah aliran Sungai Kapuas (Sungai Terpanjang Di Indonesia) yang lokasinya dekat dengan Kota Tayan. Makanya disebut Pulau Tayan. (Kayaknya penjelasany saya gak jelas gimana gitu).

Menyeberang ke Pulau Tayan

Kami pun menitipkan motor kami di tempat parkir dan menyeberang ke Pulau Tayan untuk sekedar melihat-lihat aktivitas di Pulau Tayan menggunakan motor air (kebetulan Jembatan Tayan belum jadi). Setelah sampai kami pun berkeliling sebentar melihat-lihat aktivitas warga setempat hingga akhirnya Saya tak sengaja melihat jam menunjukkan pukul 15.45. Kami pun bergegas kembali menyeberang ke Pasar Tayan untuk mengambil motor sebelum kembali ke Pontianak untuk mengejar waktu berbuka puasa. Sebagai langkah antisipasi kalau kami gak sampai dirumah pas adzan maghrib, kami membeli ta’jil di Pasar Tayan.



Jam 17.36, Kami sampai di Pontianak. Saya mengantar Zulham dulu kerumahnya dan Saya juga kembali kerumah. Beruntungnya, pas saya baru masuk pintu rumah, Adzan Maghrib sebagai tanda waktu berbuka puasa pun berkumandang. Alhamdulillah, masih sempat menikmati nikmatnya berbuka puasa. Setelah itu Saya bersiap-siap untuk Shalat Tarawih di Masjid.

Itulah sedikit perjalanan “Ngabuburit” ala saya. Semoga bisa menginspirasi para pembaca :D







0 comments :

Post a Comment

Gunakan kotak komentar untuk bertanya, menambahkan, memberi saran serta berdiskusi. Namun demikian, saye meminta kepada Anda agar jangan sampai menyinggung sesuatu yang berbau SARA. (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).